Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hanya Bus Pemerintah Berpenumpang yang Kemungkinan Diperbolehkan Lintasi "Busway"

Kompas.com - 01/06/2016, 13:12 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tengah mengkaji diperbolehkannya bus-bus milik instansi pemerintah melintas di busway, atau jalur khusus transjakarta.

Kendati demikian, menurut Kepala Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI Jakarta Andri Yansyah, bus milik instansi pemerintah yang nantinya boleh melintasi busway adalah bus yang berpenumpang.

"Harus berpenumpang, enggak boleh kosong," kata Andri kepada Kompas.com, Rabu (1/6/2016).

(Baca: Pemprov DKI Kaji Rencana Perbolehkan Bus Instansi Pemerintah Lewat "Busway")

Andri menilai, tidak sulit membedakan bus pemrintah yang berpenumpang dengan yang tidak.

Menurut dia, bus instansi pemerintah, yang mengangkut penumpang, pasti akan melintas hanya saat jam kerja.

Sebab, ujar dia, bus instansi pemerintah seringkali hanya digunakan untuk kegiatan pegawai, salah satunya mengangkut pegawai saat jam pergi dan pulang kerja.

"Kalau seumpama dia bukan di jam kantor, kita juga curiga busnya jangan-jangan dipakai buat ngojek," ujar Andri.

(Baca: Bus "Enjoy Jakarta" Dilaporkan Sering Terobos "Busway")

Sebelumnya, Andri mengatakan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tengah mengkaji aturan yang memperbolehkan bus instansi pemerintah melintasi busway

Hal itu dilontarkannya dalam menanggapi laporan warga seputar seringnya bus Pemprov DKI masuk busway.

Menurut Andri, adanya rencana itu dilatarbelakangi seringnya busway dalam keadaan kosong melompong akibat tak dilintasi bus transjakarta.

Akibatnya, kata dia, polisi sering menggunakan hak diskresinya untuk memperbolehkan kendaraan pribadi lewat busway.

Kompas TV Mobil Pejabat Ini Terobos Jalur Busway!
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Polisi Buru Maling Kotak Amal Mushala Al-Hidayah di Sunter Jakarta Utara

Polisi Buru Maling Kotak Amal Mushala Al-Hidayah di Sunter Jakarta Utara

Megapolitan
Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Megapolitan
Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Megapolitan
'Update' Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

"Update" Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

Megapolitan
Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Megapolitan
Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Megapolitan
Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Megapolitan
Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Megapolitan
Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin 'Jogging Track'

Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin "Jogging Track"

Megapolitan
Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Bantu Buang Mayat Wanita Dalam Koper, Aditya Tak Bisa Tolak Permintaan Sang Kakak

Bantu Buang Mayat Wanita Dalam Koper, Aditya Tak Bisa Tolak Permintaan Sang Kakak

Megapolitan
Pemkot Depok Bakal Bangun Turap untuk Atasi Banjir Berbulan-bulan di Permukiman

Pemkot Depok Bakal Bangun Turap untuk Atasi Banjir Berbulan-bulan di Permukiman

Megapolitan
Duduk Perkara Pria Gigit Jari Satpam Gereja sampai Putus, Berawal Pelaku Kesal dengan Teman Korban

Duduk Perkara Pria Gigit Jari Satpam Gereja sampai Putus, Berawal Pelaku Kesal dengan Teman Korban

Megapolitan
15 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

15 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com