Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sambut Ramadhan, Warga Tangerang Keramas Bareng di Sungai Cisadane

Kompas.com - 06/06/2016, 04:01 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com - Kebiasaan keramas bersama menjelang bulan Ramadhan kembali dilakukan warga Kota Tangerang di Sungai Cisadane, Minggu (5/6/2016) sore.

Puluhan hingga ratusan warga yang memadati pinggir Sungai Cisadane dari Jalan Perintis Kemerdekaan ke arah kawasan wisata Pasar Lama itu masing-masing telah memegang shampo sachet dengan gayung di tangannya.

"Ini merupakan tradisi tahunan dari nenek moyang warga Kelurahan Babakan," kata Lurah Babakan Abu Sofiyan kepada Kompas.com sebelum membuka acara tersebut.

Mulai dari anak-anak di bawah sepuluh tahun hingga orang dewasa memadati pinggir Sungai Cisadane tempat kebiasaan keramas dilakukan. Lokasi acara keramas bersama diadakan persis di pinggir Sungai Cisadane yang bisa ditempuh dengan tangga turun dan tempat berdiri berbahan semen selebar tiga sampai empat meter yang berbatasan langsung dengan sungai.

Setelah Abu memberi kata sambutan, acara keramas bersama pun dimulai. Warga berbaur membasahi dirinya dengan air dari Sungai Cisadane lalu menuangkan shampo sachet yang sudah mereka bawa masing-masing sebelumnya.

Puluhan anak kecil yang sudah mengerumuni tempat keramas bersama sebelumnya nampak basah karena mereka "colong start" dengan langsung "nyebur" ke sungai. Baik anak laki-laki maupun perempuan, sama-sama bermain air sembari menunggu orang dewasa membawakan gayung dan shampo untuk mereka.

Mereka yang terjun ke sungai seakan tidak takut pada dalamnya dasar Sungai Cisadane. Kebanyakan dari anak-anak itu terlihat sudah ahli dalam berenang. Meski demikian, pihak Kelurahan Babakan tetap menurunkan sejumlah pengawas yang ditugasi menjaga agar tidak ada warga yang tenggelam ketika berenang di sana.

Tidak kalah heboh dengan anak-anak, orang dewasa pun ikut mengguyur diri sendiri dengan air sungai dan mengeramasi kepalanya masing-masing. Salah satu warga, Dedi (37), mengaku baru kali ini ikut keramas bersama meski sudah lama tinggal sebagai warga RW 02 Kelurahan Babakan, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang.

"Saya terakhir main air di sungai itu pas SD. Sekarang, saya sudah bapak-bapak, baru ngerasain nyebur lagi. Ini sama istri dan anak saya," tutur Dedi sambil mengelap kepala dan merapikan rambutnya yang basah.

Dedi sengaja ikut kebiasaan keramas tahun ini karena ingin ikut serta meneruskan kebiasaan pendahulunya di Kelurahan Babakan yang setiap tahun selalu keramas bersama sehari sebelum memasuki bulan Ramadhan.

Pesan moral

Abu menjelaskan, kebiasaan keramas ini awalnya dilakukan oleh warga setempat dengan menggunakan merang, yakni benih padi dari hasil panen yang dibakar lalu abunya dibiarkan semalam untuk kemudian dijadikan bahan alami perawatan rambut. Namun, karena merang kini sudah sudah didapat, maka diganti dengan shampo saja.

Setiap kebiasaan keramas bersama digelar, ada pesan moral yang ingin disampaikan kepada warga. Pesan itu lebih sebagai pengingat agar warga dapat mempersiapkan diri, termasuk membersihkan diri, menjelang bulan Ramadhan yang akan tiba sebentar lagi.

"Keramas juga sebagai simbol kegembiraan menyambut bulan suci Ramadhan. Selain itu, dengan keramas, warga juga diajak untuk menghormati dan memelihara Sungai Cisadane yang sampai saat ini masih digunakan sebagai sumber air baku masyarakat Tangerang dan mengingatkan supaya tidak buang sampah sembarangan ke sungai, termasuk bagi pengusaha supaya tidak buang limbah ke sungai," ujar Abu.

Setelah keramas bersama, warga akan diajak untuk mengikuti rangkaian acara lainnya dalam rangka menyambut bulan Ramadhan. Acara digelar di masjid terdekat dengan turut mengajak warga yang sudah menyelesaikan keramasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com