Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Teman Ahok" Mengaku Belum Pernah Verifikasi Faktual Data KTP Pendukung Ahok

Kompas.com - 14/06/2016, 08:49 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Kelompok relawan "Teman Ahok" diketahui belum pernah mengecek langsung alamat data KTP dukungan untuk gubernur petahana DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Sampai sejauh ini, pengecekan yang mereka lakukan hanya dilakukan melalui telepon.

Keterangan itu disampaikan salah seorang pendiri Teman Ahok, Singgih Widiastono, kepada Aiman Wicaksono dalam program "Aiman" yang tayang di Kompas TV, Senin (13/6/2016) malam.

"Sudah ditelepon. Kami menanyakan benar atau tidak dukungannya," kata Singgih.

Singgih mengatakan hal itu setelah sebelumnya mendampingi Aiman melakukan verifikasi faktual secara acak. Ada dua data KTP yang dipilih. Keduanya berasal dari wilayah Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

Dalam kegiatan itu, Singgih dan Aiman gagal menemui si pemilik data KTP yang pertama karena tidak tinggal di alamat yang tercantum di KTP-nya. Sementara pemilik data KTP yang kedua tidak bisa ditemui karena rumah dalam keadaan kosong.

Menurut Singgih, cara yang dilakukan Aiman belum pernah dilakukan oleh Teman Ahok. Karena itu, ia mengaku terkejut mengetahui ada penyumbang data KTP yang menumpang di alamat orang lain.

"Belum terbayangkan sebelumnya," ujar dia.

Untuk mengantisipasi situasi yang sama terjadi saat verifikasi faktual oleh KPU, Singgih menyatakan, pihaknya nantinya akan mengerahkan relawan yang akan mendatangi pemilik data KTP dan mendampingi saat akan melapor ke PPS Kelurahan.

"Kami akan menyiapkan 1.000 relawan. Beberapa sudah mendaftar. Mereka yang mengajukan lebih dulu ke kita," kata Singgih.

Kompas TV Teman Ahok Terus Jaring KTP Dukungan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com