JAKARTA, KOMPAS.com - Operasi daging murah yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mulai diminati masyarakat. Daging beku mulai menjadi salah satu pilihan konsumsi masyarakat selain daging segar.
"Daging murah sejauh ini cukup diterima masyarakat. Mau yang beku mau yang segar, enggak masalah," kata Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (27/6/2016).
Basuki mengatakam, pasokan daging di Jakarta cukup banyak. Sehingga masyarakat tidak perlu khawatir. Sebagian besar daging beku dipasok dari importir. "Sumbernya kan banyak dari importir juga yang masuk," ujarnya.
Daging murah yang disediakan oleh Pemprov DKI Jakarta melalui PD Dharma Jaya dijual dengan harga bervariasi, yakni Rp 75.000 per kilogram, Rp 85.000 per kilogram, dan Rp 89.000 per kilogram.
Selain, daging murah tersebut, Pemprov DKI Jakarta juga mendistribusikan daging subsidi untuk pemegang Kartu Jakarta Pintar (KJP). Namun, dalam tahap uji coba ini, baru siswa SD saja yang bisa membeli daging subsidi ini.
"Daging subsidi ini, baru pengguna KJP saja, yang lain belum bisa. Coba satu dua bulan ini dulu, tahun depan baru bisa full," ujarnya.
Untuk daging subsidi, pemegang KJP hanya membayar Rp 39.000 per kilogram. Harga tersebut telah disubsidi sebesar RP 50.000. Kemudian untuk ayam bisa dibeli hanya dengan harga RP 10.000 per ekor, yang telah disubsidi Rp 25.000.
Distribusi daging bersubsidi dimulai hari ini, 27 Juni hingga 1 Juli mendatang. Pada hari pertama distribusi hanya dilakukan di Jakarta Timur yakni di 10 titik kecamatan.