Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komnas PA Desak BPOM Telusuri Peredaran Vaksin Palsu

Kompas.com - 28/06/2016, 14:37 WIB
Robertus Belarminus

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komns PA) meminta Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menelusuri peredaran vaksin palsu. Penelusuran vaksin palsu itu diminta dilakukan mulai dari apotek, klinik, rumah sakit, hingga ke distributornya.

"Meminta balai besar POM pusat dan daerah untuk segera menelusuri vaksin palsu dan menariknya," kata Ketua Komnas PA, Arist Merdeka Sirait, dalam jumpa pers di kantor Komnas PA, Jakarta Timur, Selasa (28/6/2016).

Arist meminta pemerintah serius menanggapi kasus peredaran vaksin palsu tersebut. Sebab menurutnya, kasus vaksin palsu ini sudah meresahkan masyarakat.

"Vaksin palsu dapat membahayakan nyawa penerimanya. Risiko dari pembuatan vaksin palsu yang tidak mengikuti standar bisa berdampak luar biasa pada kelangsungan hidup bayi," ujar Arist.

Arist meminta lembaga dan kementerian terkait segera menangani masalah ini. Ia khawatir kasus vaksin palsu bisa menyebabkan orangtua menolak memberikan vaksin kepada anak-anaknya.

Pada tahun 2013, kata Arist, Komnas PA pernah mendapat pengaduan kelompok masyarakat yang menolak pemberian vaksin untuk anak-anaknya.

"Tahun 2013 kami pernah menerima pengaduan sekelompok masyarakat yang menolak pemberian vaksin untuk anak-anak karena merasa khawatir berdampak pada kesehatan anak. Kalau kasus vaksin palsu tidak direspons cepat, maka bukan tidak mungkin membangkitkan penolakan masyarakat," ujar Arist.

Adapun terungkapnya kasus vaksin palsu berawal dari fakta di lapangan tentang banyaknya anak yang kondisi kesehatannya terganggu setelah diberi vaksin. Selain itu, ada pula laporan pengiriman vaksin balita di beberapa puskesmas yang mencurigakan.

Bareskrim Polri pun menelusuri kejanggalan tersebut kemudian menangkap produsen vaksin yang tidak memiliki izin. Dari hasil penangkapan, diketahui ada tiga pabrik pembuat vaksin palsu, yakni di Bintaro, Bekasi Timur, dan Kemang Regency.


Kompas TV Bareskrim & Kemenkes Berkoordinasi terkait Vaksin Palsu


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Megapolitan
Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Megapolitan
Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Megapolitan
Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Megapolitan
Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Megapolitan
Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Megapolitan
Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com