Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mantan Pejabat Dinas Perumahan Jelaskan Penyebab Toeti Noeziar Manggugat Rp 200 Miliar

Kompas.com - 01/07/2016, 21:04 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
 Mantan Kepala Bidang Pembangunan Perumahan dan Permukiman Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintah Daerah DKI Jakarta, Sukmana, menjelaskan adanya gugatan pembayaran uang Rp 200 miliar yang dilayangkan Toeti Noeziar Soekarno ke Pemerintah Provinsi DKI.

Toeti adalah penjual lahan 4,6 hektar di Cengkareng Barat, Jakarta Barat, yang dibeli Dinas Perumahan untuk rumah susun pada 2015.

Menurut Sukmana, gugatan Rp 200 miliar itu bukan disebabkan adanya kekurangan pembayaran dari Dinas Perumahan. Melainkan kerugian immaterial yang diklaim dialami pihak Toeti pasca Dinas Kelautan Pertanian dan Ketahanan Pangan (DKPKP) memasukan lahan tersebut sebagai asetnya.

Sukmana mengatakan, dimasukkannya lahan Cengkareng Barat sebagai aset DKPKP membuat nama baik Toeti tercemar karena dituding sebagai penyerobot lahan. Menurut Sukmana, pihak Toeti masih menegaskan mereka adalah pemilik sah lahan tersebut.

"Jadi dari kami sudah lunas semua, dibayar Rp 668 miliar. Tidak mungkin kami tahan. Karena sudah beda tahun anggaran kan. Bahaya, tidak boleh kan kami tahan serupiah pun," kata Sukmana saat dihubungi, Jumat (1/7/2016).

Menurut Sukmana, penjelasan seputar adanya gugatan Rp 200 miliar itu ia peroleh langsung dari notaris Toeti, Rudi Hartono Iskandar.

"Jadi saya undang si Pak Rudi sama pengacaranya itu, apa yang dimaksud dengan (adanya gugatan) Rp 200 miliar itu," ujar dia.

Atas dasar itu, Sukmana menyatakan keberatan dengan tudingan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama yang menuding jajaran Dinas Perumahan mengambil Rp 200 miliar dari jumlah keseluruhan yang harus dibayar ke Toeti, dan uang itu dibagi-bagikan untuk keuntungan pribadi.

Sukmana menegaskan pihaknya memang sempat menerima uang gratifikasi Rp 9,6 miliar. Namun, ia menyatakan uang tersebut sudah dilaporkan ke mantan Kepala Dinas Perumahan Ika Lestari Aji, yang kemudian melaporkan kepada Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.

"Kan berjenjang. Saya kan melaporkan ke kadis, kadis melaporkan ke Pak Gubernur. Kan enggak mungkin saya nyelonong ke Pak Gubernur langsung. Enggak bagus. Jadi kami mau melapor, bukan menawarkan," kata Sukmana.

Lahan untuk rumah susun di Cengkareng Barat dibeli oleh Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintahan untuk lokasi rumah susun. Di sisi lain, Dinas Kelautan Pertanian dan Ketahanan Pangan mencatatkan lahan seluas Rp 4,6 hektar itu sebagai bagian dari aset mereka.

Berdasarkan laporan hasil pemeriksaan (LHP) Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta 2015, sengketa kepemilikan lahan antara DKPKP dan Toeti tengah bergulir di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

Toeti diketahui tengah mengajukan gugatan perdata yang ia daftarkan ke kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada tanggal 4 Mei 2016.

Kompas TV Ada Oknum Pemprov DKI Jadi Mafia Tanah?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com