TANGERANG, KOMPAS.com - Vice President Corporate Communications Garuda Indonesia, Benny S Butarbutar menjelaskan keterlambatan jadwal penerbangan atau delay yang dialami Garuda Indonesia di Bandara Soekarno-Hatta tidak terlalu signifikan. Pihaknya juga menyampaikan dalam kurun waktu 27 Juni 2016 himgga 3 Juli 2016, Garuda Indonesia mencatat rata-rata tingkat ketepatan waktu penerbangan (On Time Performance) di Bandara Soekarno-Hatta sebesar 88,29 persen.
"Rata-rata delay-nya di bawah satu jam. Kalau delay di bawah satu jam, penumpang masih bisa memahami. Kalau di atas dua atau tiga jam, kami akan memberikan kompensasi seperti yang diatur oleh Kementerian Perhubungan," kata Benny kepada Kompas.com, Senin (4/7/2016) malam.
Benny menjelaskan, jumlah rata-rata penerbangan Garuda Indonesia di Bandara Soekarno-Hatta per hari mencapai 189 penerbangan. Jumlah rata-rata itu terhitung pada periode peak season seperti libur Lebaran saat ini.
Dia juga mengungkapkan, pada peak season, sejumlah penerbangan memang mengalami keterlambatan di beberapa bandara besar di Indonesia. Keterlambatan diakibatkan berbagai faktor, seperti kepadatan lalu lintas penerbangan dan lonjakan penumpang arus mudik angkutan Lebaran.
Bila melihat data On Time Performance (OTP) Penerbangan Keberangkatan Domestik Bandara Soekarno-Hatta periode 1-4 Juli 2016 per pukul 19.45 WIB hari ini, tercatat Garuda Indonesia tetap mengalami delay terbanyak, yakni 94 penerbangan dari total 640 jadwal penerbangan.
Jumlah delay terbanyak kedua disusul oleh Sriwijaya Air dengan 69 penerbangan dari total 223 jadwal penerbangan. Maskapai dengan penerbangan delay terbanyak ketiga ditempati oleh Lion Air, dengan 64 penerbangan dari total 508 penerbangan.
Kebanyakan delay di tiga maskapai itu berada pada rentang waktu 30-60 menit dan 61-120 menit. Jumlah penerbangan yang delay di atas masih sementara, mengingat sistem terus mencatat atau update jika ada penerbangan yang jadwalnya terlambat.