JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Joko Widodo meninjau posko di Puskesmas Kecamatan Ciracas, tempat dilakukannya vaksinasi ulang terhadap anak yang menjadi korban vaksin palsu, Senin (18/7/2016) pagi. Posko tersebut dibuka untuk korban vaksin palsu di RS Harapan Bunda dan Klinik Bidan Elly.
Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Maura Linda Sitanggang mengatakan, selain dari RS Harapan Bunda dan Klinik Bidan Elly, pihaknya juga akan melayani masyarakat yang hendak melakukan vaksin ulang di posko ini.
"Di sini utamanya (korban) yang dari Bidan Elly, tapi yang dari Harapan Bunda atau yang lain juga bisa datang ke sini," kata Maura, di Puskesmas Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur, Senin (18/7/2016).
Menurut Maura, terdapat 197 anak yang menjadi korban vaksin palsu di Klinik Bidan Elly. Namun, dia belum menyebut data keseluruhan mengenai anak yang menjadi korban vaksin palsu di DKI.
"Data di DKI masih belum selesai," ujar Maura.
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Koesmedi Priharto mengatakan, dari 197 anak korban vaksin palsu di Bidan Elly, baru 38 orangtua yang mendaftar di posko ini untuk mengikuti vaksinasi ulang.
"Ini masih kita telusuri terus satu per satu," ujar Koesmedi di tempat yang sama.
Koesmedi mengimbau masyarakat yang merasa anaknya menjadi korban vaksin palsu agar segera mendatangi posko terebut, puskesmas kecamatan lain, atau di rumah sakit umum daerah (RSUD).
Ia menuturkan, warga cukup datang dengan membawa buku imunisasi anak, identitas, dan kuitansi pembayaran vaksin di rumah sakit lama. Setelah itu warga akan ditemui petugas untuk langkah-langkah dan konsultasi.
"Prosedurnya cukup datang ke puskesmas baik kecamatan, kelurahan, rumah sakit umum daerah, biar petugas kita yang turun menelusuri untuk konsultasi ke dokter anak, dia mesti divaksin ulang atau tidak," ujar Koesmedi.
Koesmedi melanjutkan, vaksin ulang yang diberikan adalah vaksinasi dasar dan gratis.
"Vaksin ulang dari pemerintah gratis, dan ini kita lakukan sampai selesai," ujarnya.