JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, proses pengambilalihan Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang sudah mulai berjalan di lapangan.
Ia menyebut alat-alat berat yang baru sudah mulai masuk Bantargebang untuk menggantikan alat berat milik pengelola sebelumnya.
"Kemarin sudah masuk alat berat semuanya kok. Kita sudah kirim semua alat berat baru," ujar Basuki di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Kamis (21/7/2016).
(Baca juga: TPST Bantargebang Dikelola Pemprov DKI, Dana Kompensasi untuk Warga Ditambah)
Basuki mengatakan, petugas dari Dinas Kebersihan DKI Jakarta juga sudah bertemu dengan operator yang bekerja di TPST Bantargebang.
Mereka otomatis menjadi pekerja harian lepas (PHL) Dinas Kebersihan DKI Jakarta.
Basuki mengatakan, setelah Pemprov DKI swakelola TPST Bantargebang, maka anggaran yang dikeluarkan DKI akan lebih sedikit, meskipun ada penambahan dana kompensasi untuk warga sekitar.
"Nambah mah kecil, enggak ada masalah untuk masyarakat," ujar Basuki.
(Baca juga: Pemprov DKI Pastikan Pemulung di TPST Bantargebang Dapat BPJS)
Dinas Kebersihan DKI Jakarta resmi mengirimkan surat pemutusan kontrak kepada dua pengelola Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, yakni PT Godang Tua Jaya (GTJ) dan Navigat Organic Energy Indonesia (NOEI).
Surat tersebut dikirimkan pada Selasa (19/7/2016). Dengan terbitnya surat pengakhiran perjanjian kerja sama, maka Pemprov DKI Jakarta resmi mengambil alih pengelolaan TPST Bantargebang.
Langkah selanjutnya, Pemprov DKI memberi waktu 60 hari kepada PT GTJ dan PT NOEI untuk mengosongkan kawasan TPST Bantargebang.