Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Tangkap Anggota KPK Gadungan yang Peras Anggota DPRD Medan

Kompas.com - 22/07/2016, 18:47 WIB
Akhdi Martin Pratama

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya menangkap Harry Ray Sanjaya lantaran mengaku sebagai penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Ia telah menipu anggota DPRD Medan beranama Indra Alamsyah.

"Korbannya bernama Indra Alamsyah anggota DPRD Medan. Barang bukti yang disita sementara uang sebesar Rp 25 juta hasil pemerasan," ujar Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Hendy F Kurniawan kepada Kompas.com, Jumat (22/7/2016).

Hendy menjelaskan penangkapan terhadap Harry berdasarkan laporan polisi bernomor LP/3471/VII/2016/pmj/ditreskrimum tertanggal 21 Juli 2016. Ia mengatakan, pelaku sebelumnya terlebih dahulu diringkus oleh KPK di Depok pada Kamis 21 juli 2016.

Setelah dilakukan koordinasi antara KPK dengan Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya pihaknya melakukan penggeledahan di rumah pelaku di kawasan Depok, Jawa Barat. Penggeledahan tersebut dilakukan pada hari ini, sekitar pukul 10.00 WIB.

Hasil penggeledahan di rumah pelaku didapati seperangkat komputer dan berbagai stampel, kartu anggota KPK (diduga palsu), senjata air softgun, alat scanner, tiga flashdisk, dokumen-dokumen sehubungan dengan aparaturnya negara, kop surat kejaksaan, KPU, dolar palsu, buku tabungan BCA dan KTP.

Kronologi

Hendy menceritakan, kejadian tersebut bermula saat korban dihubungi orang suruhan pelaku bernama Risma. Dia mengatakan bahwa korban telah jadi tersangka di KPK, namun sprindik belum ditandatangani oleh komisioner KPK.

"Korban diajak ke rumah pelaku di Depok untuk melihat sprindik tersebut. Pada saat pertemuan, pelaku menunjukkan sprindik atas nama korban sebagi tersangka, namun sprindik belum di tandatangani," ucapnya.

Pelaku pun mengatakan pada korban bisa membantu agar status tersangkanya lepas. Pelaku mengaku dekat dengan komisioner KPK dan mengatakan sebagai tim analis KPK.

"Terlapor meminta sejumlah uang untuk mengurus di KPK. Akhirnya pada 21 Juli 2016 korban menyerahkan uang Rp 25 juta," kata Hendy.

Setelah menyerahkan uang sebesar Rp 25 juta kepada pelaku, korban pun melapor ke KPK. Akhirnya, pelaku ditangkap oleh KPK dan dilakukan koordinasi dengan Subdit Jatanras karena dugaan kepemilikan senjata api.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Megapolitan
Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Megapolitan
Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Megapolitan
Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Megapolitan
Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Megapolitan
Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Megapolitan
Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Megapolitan
Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Pernah Mengaku Capek Terlibat Narkoba, Rio Reifan Ditangkap Lagi Usai 2 Bulan Bebas Penjara

Pernah Mengaku Capek Terlibat Narkoba, Rio Reifan Ditangkap Lagi Usai 2 Bulan Bebas Penjara

Megapolitan
Senior Aniaya Siswa STIP hingga Tewas, 5 Kali Pukul Bagian Ulu Hati

Senior Aniaya Siswa STIP hingga Tewas, 5 Kali Pukul Bagian Ulu Hati

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com