Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengacara Jessica: Pemeriksaan Saksi Hampir Tak Berguna

Kompas.com - 03/08/2016, 10:39 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kuasa hukum Jessica Kumala Wongso, Otto Hasibuan, mengatakan bahwa pemeriksaan saksi-saksi dalam sidang kasus kematian Wayan Mirna Salihin tidak berguna.

Sebab, jaksa penuntut umum (JPU) tidak dapat menunjukkan bukti botol berisi kopi yang mengandung sianida dan kopi pembanding.

"Pemeriksaan saksi sudah hampir tak ada guna. Kalau tidak bisa dibuktikan kematian Mirna karena sianida, maka no case, tidak ada kasus," kata Otto sebelum persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu (3/8/2016).

Jessica menjadi terdakwa dalam kasus itu. Ia dituduh telah menaruh racun sianida dalam gelas es kopi vietnam yang dipesannya untuk Mirna ketika mereka bertemu pada 6 Januari lalu di kafe Olivier, Grand Indonesia, Jakarta Pusat.

Menurut Otto, pada sidang beberapa pekan lalu, jaksa penuntut umum menunjukkan botol berisi kopi bersianida. Namun, pada sidang pekan lalu, jaksa tidak dapat menunjukkan botol berisi kopi bersianida dan botol berisi kopi pembanding.

Jaksa menyebut saksi ahli yang akan menjelaskannya.

"Sidang sebelumnya jaksa dengan gagah berani, diangkat botolnya, 'inilah bukti asli, dibuka, catat hakim'. Lantas kami cium, ternyata enggak apa-apa. Di sidang kemarin, 'kami enggak tahu mana yang asli, mana yang tidak asli'," kata Otto.

Dia menilai pernyataan jaksa berubah-ubah. Padahal, mereka mendakwa Jessica dengan pembunuhan berencana dan ancaman hukuman mati.

"Ini gimana berubah-berubah ini. Ini ancaman hukuman mati loh Jessica. Masa ancaman hukuman mati dilakukan dengan prosedur tidak teratur," kata dia.

Prosedur tidak teratur yang dimaksud Otto ialah adanya pemindahan barang bukti kopi dari gelas ke dalam botol tanpa ada berita acara pemindahan. Padahal, Otto menyebut barang bukti tidak dapat dipindahkan dari satu media ke media lain.

"Kami meragukan barang bukti yang diperiksa di Labkrim adalah sisa cairan dari (kopi yang sempat diminum) Mirna. Padahal, kasus ini ada karena ada sianida di tubuh Mirna dan juga di gelas. Kalau barang bukti cara dan prosedur pemeriksaan tidak sah, maka hasil tidak sah. Kematian Mirna karena sianida atau bukan itu diragukan," kata Otto.

Mirna meninggal setelah minum kopi vietnam yang dipesan Jessica Kumala Wongso di kafe Olivier, Grand Indonesia, pada 6 Januari 2016.

JPU mendakwa Jessica dengan tuduhan telah melakukan pembunuhan berencana dalam kasus itu.

Kompas TV Pengunjung Olivier Menurun Usai Kasus Kopi Maut
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Megapolitan
'Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal'

"Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal"

Megapolitan
4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Megapolitan
Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com