Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Dokter Forensik Pernah Dipukul dan Diancam Senjata Tajam Saat Otopsi

Kompas.com - 31/08/2016, 11:52 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ahli Kedokteran Forensik dari Universitas Indonesia (UI), Profesor dr Budi Sampurna, bercerita soal pengalamannya melakukan otopsi. Menurut dia, untuk melakukan otopsi di Indonesia bukan perkara mudah. Sebab, tindakan itu masih tak lazim dan mendapat pertentangan di masyarakat.

"Beberapa kali (dokter) dipukul di RSCM (Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo). Bahkan, ada beberapa peristiwa yang mengerikan sekali. Keluarga korban ada yang gunakan senjata tajam," kata Budi di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu (31/8/2016), saat menjadi saksi dalam sidang pengadilan kasus kematian Wayan Mirna Salihin dengan terdakwa Jessica Kumala Wongso.

Karena itu, kata Budi, dokter tak akan melakukan otopsi bila tidak dilindungi polisi. Perlindungan itu wajib melekat pada setiap dokter yang melakukan otopsi. Hal itu juga berlaku dalam kasus Wayan Mirna Salihin.

"Kami masih gak yakin dengan perlindungan keamanan di Indonesia," katanya.

Fakta soal jenazah Mirna tak diotopsi terungkap saat pemeriksaam dokter forensik dari Rumah Sakit Sukanto Mabes Polri, dr Slamet Purnomo beberapa minggu lalu.

Otopsi merupakan pemeriksaan menyeluruh pada tubuh orang yang telah meninggal. Otopsi dilakukan untuk mengetahui penyebab dan bagaimana orang tersebut meninggal.

Alasan Slamet saat itu tidak melakukan otopsi lantaran penyidik hanya meminta untuk dilakukan pengambilan sampel lambung, empedu, hati dan urine. Selain itu, jenazah Mirna juga sudah dalam kondisi diawetkan dan dirias. Alasan lainnya adalah bahwa tak melulu setiap kasus kematian harus diotopsi.

Mirna meninggal setelah meminum kopi vietnam yang dipesan Jessica di kafe Olivier, Grand Indonesia, Rabu (6/1/2016). Berdasarkan pemeriksaan polisi, Mirna dikatakan meninggal karena racun sianida. Racun itu masuk ke tubuh Mirna lewat kopi yang diminumnya itu.

Kompas TV Melihat Mirna Meninggal, Hani Jadi Panik
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Dishub Tertibkan 127 Jukir Liar di 66 Lokasi di Jakarta

Dishub Tertibkan 127 Jukir Liar di 66 Lokasi di Jakarta

Megapolitan
4 Pencuri Mobil di Bogor Ditangkap, Salah Satunya Residivis

4 Pencuri Mobil di Bogor Ditangkap, Salah Satunya Residivis

Megapolitan
Hati-hati Beli Mobil Bekas, Ada yang Dipasang GPS dan Digandakan Kuncinya oleh Penjual untuk Dicuri

Hati-hati Beli Mobil Bekas, Ada yang Dipasang GPS dan Digandakan Kuncinya oleh Penjual untuk Dicuri

Megapolitan
Casis Bintara yang Diserang Begal di Kebon Jeruk Diterima Jadi Anggota Polri

Casis Bintara yang Diserang Begal di Kebon Jeruk Diterima Jadi Anggota Polri

Megapolitan
5 Orang Terlibat Kasus Begal Casis Bintara di Jakbar, Ini Peran Masing-masing

5 Orang Terlibat Kasus Begal Casis Bintara di Jakbar, Ini Peran Masing-masing

Megapolitan
Jadi Penadah Pelek Ban Mobil Hasil Curian, Sumihar Terancam 4 Tahun Penjara

Jadi Penadah Pelek Ban Mobil Hasil Curian, Sumihar Terancam 4 Tahun Penjara

Megapolitan
Pencuri Ban Mobil Beraksi di ITC Cempaka Mas dan RSUD Koja, Polisi: Kurang Pengawasan

Pencuri Ban Mobil Beraksi di ITC Cempaka Mas dan RSUD Koja, Polisi: Kurang Pengawasan

Megapolitan
Dibantu Hotman Paris, Keluarga Vina Cirebon Tuntut Keadilan atas Kasus Pembunuhan

Dibantu Hotman Paris, Keluarga Vina Cirebon Tuntut Keadilan atas Kasus Pembunuhan

Megapolitan
Dosen Hukum Ini Bantah Ditunjuk Langsung Anwar Usman sebagai Ahli untuk Lawan MK di PTUN

Dosen Hukum Ini Bantah Ditunjuk Langsung Anwar Usman sebagai Ahli untuk Lawan MK di PTUN

Megapolitan
Pencurian Mobil di Bogor Direncanakan Matang, Pelaku Intai Mobil Korban Selama 2 Bulan

Pencurian Mobil di Bogor Direncanakan Matang, Pelaku Intai Mobil Korban Selama 2 Bulan

Megapolitan
5 Begal yang Rampas Motor Milik Calon Siswa Bintara Sudah Berulang Kali Beraksi

5 Begal yang Rampas Motor Milik Calon Siswa Bintara Sudah Berulang Kali Beraksi

Megapolitan
Dosen Hukum Laporkan Pria yang Adukan Pelanggaran Etik Anwar Usman, Diduga Cemarkan Nama Baik

Dosen Hukum Laporkan Pria yang Adukan Pelanggaran Etik Anwar Usman, Diduga Cemarkan Nama Baik

Megapolitan
KPU Lantik 60 PPK untuk Kawal Pilkada Bekasi 2024

KPU Lantik 60 PPK untuk Kawal Pilkada Bekasi 2024

Megapolitan
Beraksi di ITC Cempaka Mas dan RSUD Koja, Pelaku Pereteli 3 Ban Mobil dalam 20 Menit

Beraksi di ITC Cempaka Mas dan RSUD Koja, Pelaku Pereteli 3 Ban Mobil dalam 20 Menit

Megapolitan
Cerita Fransiskus Asal Flores, Rela Cuti Kuliah demi Jadi Taruna STIP

Cerita Fransiskus Asal Flores, Rela Cuti Kuliah demi Jadi Taruna STIP

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com