Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahli Patologi Sebut Sifat Korosif pada Lambung Mirna dari Formalin, Bukan Sianida

Kompas.com - 05/09/2016, 18:39 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Profesor Beng Beng Ong, ahli patologi forensik asal Australia yang bersaksi dalam sidang lanjutan mengadili Jessica Kumala Wongso, memaparkan penjelasan seputar otopsi seseorang yang meninggal akibat keracunan sianida.

Sidang yang dimaksud digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada Senin (5/9/2016) sore.

"Dalam hal ini, perlu diketahui, tidak ada otopsi terhadap jenazah korban. Hal yang dilakukan adalah pengambilan sampel lambung setelah korban diformalin dan itu dilaksanakan tiga hari setelah meninggal dunia," kata Ong di hadapan majelis hakim.

Merujuk pada proses penanganan jenazah Mirna dalam kasus ini, Ong menilai, temuan sifat korosif pada organ dalam tubuh terjadi bukan karena racun sianida. Kemungkinan penyebab sifat korosif dalam tubuh Mirna disebut efek dari penggunaan formalin maupun rentang waktu dari Mirna meninggal dunia hingga sampel lambungnya diambil oleh pihak kepolisian.

"Selain itu, temuan zat sianida dalam sampel lambung itu sangat sedikit, hanya 0,2 miligram per liter. Berdasarkan sejumlah literatur yang saya gunakan, disebutkan, akan didapati kadar sianida yang sangat tinggi dalam lambung seseorang yang keracunan sianida, mencapai atau lebih dari 1.000 miligram per liter," tutur Ong. (Baca: Ahli Patologi: Kalau 5 Menit Kolaps, Saya Tidak Mencurigai Itu akibat Keracunan Sianida)

Selain itu, Ong mengaku mendapatkan laporan cairan lambung Mirna, 70 menit setelah Mirna meninggal dunia. Laporan tersebut dikeluarkan oleh Rumah Sakit Abdi Waluyo, tempat di mana Mirna akan dibawa untuk dirawat karena kejang usai minum es kopi vietnam.

"Dalam laporan tersebut, disebutkan, dalam lambung korban positif terdapat racun sianida sebanyak 0,2 miligram per liter. Selebihnya di empedu dan hati, air seni, hingga cairan lambung, negatif sianida. Karena otopsi tidak dilakukan, maka saya berkesimpulan, penyebab kematian di luar keracunan sianida tidak dapat dikesampingkan," ujar Ong.

Kompas TV Ahli: Penyebab Kematian Mirna Bukan Sianida
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan 'Treadmill' untuk Calon Jemaah Haji

Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan "Treadmill" untuk Calon Jemaah Haji

Megapolitan
Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com