JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengizinkan penyembelihan hewan kurban saat Idul Adha dilaksanakan di permukiman, lapangan masjid, dan sekolah .
Menurut dia, penyembelihan hewan kurban selain di rumah potong hewan (RPH) sudah menjadi budaya lokal warga.
"Ada faktor gotong royong, senang banget. Setelah (hewan kurban) dipotong, ditimbang, dibagi-bagi pakai plastik. Kalau RPH kan kita enggak bisa ikut nimbrung," kata Djarot, di Wisma Kinasih, Kecamatan Tapos, Depok, Jawa Barat, Sabtu (10/9/2016) malam.
Saat kecil, Djarot mengaku sering ikut membagi-bagikan daging hewan kurban.
(Baca juga: Djarot Ajak Masyarakat Laporkan Penjual Hewan Kurban yang Tidak Memenuhi Syarat)
Ia juga menyampaikan, ada 2.000-an titik lokasi penyembelihan hewan kurban yang tersebar di Jakarta. Jumlah itu belum termasuk RPH.
Menurut Djarot, warga boleh menyembelih hewan kurban selain di RPH dengan syarat mengelola limbahnya.
"Boleh enggak hewan kurban disembelih di permukiman? Boleh, tetapi tempatnya khusus, sembelih di lapangan khusus, dan limbahnya dikelola," kata Djarot.
Namun, ia mengingatkan bahwa hewan kurban tak boleh disembelih di trotoar. Sebab, nantinya darah bekas penyembelihan hewan dapat tercecer kemana-mana.
(Baca juga: Cerita Djarot Tidak Berani Lihat Hewan Kurban Dipotong)
Selain itu, kata Djarot, ada kemungkinan warga membuang darah serta bagian tubuh hewan kurban ke sungai.
"Astaghfirullah, yang jadi korban malah orang lain kalau sampai ada begitu," kata Djarot.
Tahun lalu, sempat ada polemik terkait lokasi pemotongan hewan kurban. Pemprov DKI pernah mengeluarkan instruksi gubernur yang melarang pemotongan hewan kurban di sekolah.
Ketika itu, hewan-hewan kurban diarahkan agar disembelih di Rumah Potong Hewan Cakung. Namun, ingub tersebut akhirnya dicabut.