Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapolda Metro Jaya Minta Pengendara Maklumi Aksi Unjuk Rasa Para Buruh

Kompas.com - 29/09/2016, 15:21 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Polda Metro Jaya Inspektur Jenderal Mochamad Iriawan menyatakan, demo buruh yang berlangsung di Jakarta, Kamis (29/9/2016), sejauh ini kondusif.

"Alhamdulilah (aman), dan sejauh ini berjalan lancar," kata Iriawan saat ditemui di dekat Istana Merdeka, di Jakarta Pusat, Kamis (29/9/2016), sekitar pukul 13.30.

(Baca juga: Demo Buruh, Arus di Jalan Medan Merdeka Selatan dan Thamrin Macet)

Polisi juga sudah bertemu dengan pimpinan buruh yang menggelar aksi ini. Para buruh, kata dia, sepakat menggelar aksi dengan tertib atau tanpa kericuhan.

"Mereka intinya ingin damai, karena tahu juga kalau terjadi kericuhan banyak yang susah," ujar Iriawan.

Terkait demo buruh ini, Polda Metro Jaya memberlakukan pengaturan arus secara situasional di setiap kantor pemerintahan yang disambangi massa buruh.

Rekayasa arus lalu lintas pun dilakukan, salah satunya di Jalan Medan Merdeka Barat, seberang Istana Merdeka. Di sana, separuh jalur dipakai untuk buruh menggelar unjuk rasa.

"Paling di sini saja, di Merdeka Barat saja. Yang lain alhamdulilah jalan," ujar Iriawan.

Pihaknya meminta pengguna kendaraan memaklumi kegiatan buruh ini. Diakuinya, aksi unjuk rasa buruh ini mengakibatkan kemacetan.

"Ya kita mohon pengertiannya, kan tidak setiap hari menyampaikan pendapatnya. Mereka juga kerja. Kita sama-sama saling pengeritan," ujar Iriawan.

(Baca juga: Alasan Buruh Minta Pemerintah Cabut UU "Tax Amnesty")

Menurut dia, para pengunjuk rasa hari ini menggelar aksi di Balaikota DKI, Mahkamah Konstitusi, Mahkamah Agung, dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Untuk aksi di KPK, polisi berkoordinasi dengan pihak KPK mengenai lokasi unjuk rasa, apakah boleh dilakukan di Gedung KPK lama atau Gedung KPK yang baru.

Sementara itu, para buruh awalnya berencana menggelar aksi di Gedung KPK yang lama.

"Tadinya sih rencananya di (gedung) lama, tapi kalau ada perubahan kita komunikasikan dengan sekretaris di sana (KPK). Terserah, kita ikut aja," ujar dia. 

Kompas TV Demo Peringatan Setahun Salim Kancil Ricuh

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com