JAKARTA, KOMPAS.com - Bakal calon wakil gubernur petahana DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat, enggan berkomentar banyak mengenai hasil survei Lingkaran Survei Indonesia yang menyebut dia dan pasangannya, bakal calon gubernur, Basuki Tjahaja Purnama, akan kalah jika bertarung head to head dengan pasangan lain pada Pemilihan Kepala Daerah 2017.
"Itu kan kalau, if if if, masih if if if," ujar Djarot usai menghadiri sebuah acara di Kampus Universitas Moestopo Beragama, Senayan, Jakarta Pusat, Sabtu (8/10/2016).
(Baca juga: PDI-P: Wajar Elektabilitas Ahok Turun)
Menurut Djarot, menurunnya tingkat elektabilitas bukan merupakan sesuatu yang perlu dipermasalahkan. "Justru itu bikin kami lebih semangat kerja," tambah dia.
Berdasarkan hasil survei terbaru dari Lingkaran Survei Indonesia, pasangan Basuki dan Djarot akan kalah apabila dihadapkan dengan satu pasang calon (head to head), yakni dengan Anies Baswedan-Sandiaga Uno atau Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni.
Kondisi demikian berlaku apabila pilkada dilakukan pada hari responden disurvei.
"Ada empat alasan mengapa pasangan Ahok (sapaan Basuki)-Djarot kalah jika head to head, yaitu soal perpindahan dukungan, pemilih muslim, pemilih bukan etnis tertentu, dan sentimen anti-Ahok," kata peneliti LSI, Ardian Sopa, saat merilis hasil survei LSI bertajuk "Isu Agama Kalahkan Ahok?" di Kantor LSI, Jumat (7/10/2016) sore.
(Baca juga: Hasil Survei LSI jika Ahok-Djarot "Head to Head" dengan Salah Satu Pasangan Pesaingnya )
Menurut dia, survei ini dilakukan pada periode 28 September sampai 2 Oktober 2016, dengan total 440 warga DKI Jakarta yang menjadi responden.
Survei ini dilakukan dengan wawancara tatap muka dan menggunakan metode multistage random sampling.
Adapun margin of error dalam survei ini plus minus 4,8 persen, dengan sumber dana dari kas internal LSI.
Survei ini juga dilengkapi dengan riset kualitatif yang mencakup focus group discussion, media analisis, dan depth interview.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.