Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diancam Pendemo, Ini Jawaban Ahok?

Kompas.com - 14/10/2016, 22:07 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Saat unjuk rasa sejumlah ormas keagamaan di depan Balai Kota, Jumat (14/10/2016), salah seorang orator di demo itu sempat melontarkan berbagai ancaman yang ditujukan kepada Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Menanggapi hal itu, Ahok menyatakan bahwa dirinya menyerahkan sepenuhnya ke pihak kepolisian.

"Kalau dia ancam celakain saya, kalau dia sudah ngomong terbuka kan jadi urusan polisi," kata Ahok di Balai Kota, Jumat malam.

Unjuk rasa sejumlah ormas keagamaan di depan Balai Kota dilakukan untuk merespons ucapan Ahok beberapa waktu laku yang mengutip salah satu ayat di Al Quran Surat Al Maidah.

Dalam aksinya, pengunjuk rasa menuntut penegak hukum agar menyeret Ahok ke dalam kasus penistaan agama. Ahok mengaku tidak mempermasalahkan hal itu. Ia menyatakan siap diperiksa jika memang dirinya nanti dipanggil oleh yang berwajib.

"Ya tunggu saja proses hukum. Ini kan negara hukum. Negara hukum kan enggak bisa maksa," ujar Ahok.

Menurut Ahok, kelompok yang berunjuk rasa merupakan pihak yang dari dulu menginginkan agar dirinya terjerat kasus hukum dan batal maju di Pilkada. Ia mencontohkan saat pihak yang sama berunjuk rasa menuntut agar dirinya ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus RS Sumber Waras dan reklamasi.

"Terus waktu saya baru dilantik jadi gubernur juga menolak saya jadi gubernur. Dari dulu GMJ juga begitu setiap Jumat. Sampai bosan akhirnya kan?" ujar Ahok. (Baca: Ahok: Apa Mereka Mau Tanggung Jawab Tanaman yang Rusak setelah Demo?)

Sementata itu, Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Mochammad Iriawan mengatakan bahwa aparat kepolisian akan kembali melakukan pengamanan apabila massa kembali melakukan unjuk rasa.

"Nanti kan akan kita lihat, pasti kita antisipasi-lah. Pengamanannya hampir sama. Apalagi ini kan ring 1. Jadi kita akan menggunakan pengamanan khusus. Kalau mereka lebih banyak, kita juga akan lebih banyak juga," kata Iriawan.

Kompas TV Ribuan Orang Unjuk Rasa di Balai Kota DKI
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pembunuh Wanita Dalam Koper Transfer Uang Hasil Curian ke Ibunya Sebesar Rp 7 Juta

Pembunuh Wanita Dalam Koper Transfer Uang Hasil Curian ke Ibunya Sebesar Rp 7 Juta

Megapolitan
Pemulung Meninggal di Dalam Gubuk, Saksi: Sudah Tidak Merespons Saat Ditawari Kopi

Pemulung Meninggal di Dalam Gubuk, Saksi: Sudah Tidak Merespons Saat Ditawari Kopi

Megapolitan
Pemulung yang Tewas di Gubuk Lenteng Agung Menderita Penyakit Gatal Menahun

Pemulung yang Tewas di Gubuk Lenteng Agung Menderita Penyakit Gatal Menahun

Megapolitan
Polisi Ungkap Percakapan soal Hubungan Terlarang Pelaku dan Perempuan Dalam Koper Sebelum Pembunuhan

Polisi Ungkap Percakapan soal Hubungan Terlarang Pelaku dan Perempuan Dalam Koper Sebelum Pembunuhan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Kembali ke Kantor Usai Buang Jasad Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Kembali ke Kantor Usai Buang Jasad Korban

Megapolitan
Pemkot Depok Akan Bebaskan Lahan Terdampak Banjir di Cipayung

Pemkot Depok Akan Bebaskan Lahan Terdampak Banjir di Cipayung

Megapolitan
Polisi Buru Maling Kotak Amal Mushala Al-Hidayah di Sunter Jakarta Utara

Polisi Buru Maling Kotak Amal Mushala Al-Hidayah di Sunter Jakarta Utara

Megapolitan
Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Megapolitan
Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Megapolitan
'Update' Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

"Update" Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

Megapolitan
Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Megapolitan
Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Megapolitan
Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Megapolitan
Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Megapolitan
Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin 'Jogging Track'

Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin "Jogging Track"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com