Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perobohan Gedung Panin Tanpa Gambar Kerja, Penghitungan Salah

Kompas.com - 18/10/2016, 15:30 WIB

TANGERANG SELATAN, KOMPAS — Tidak kunjung robohnya Gedung Panin Bintaro di Bintaro Jaya, Pondok Aren, Tangerang Selatan, setelah proses perobohan selama 31 jam disebabkan kesalahan penghitungan yang dilakukan kontraktor pelaksana.

Kontraktor salah menduga tingkat kekuatan gedung karena tidak ada gambar kerja pembangunan gedung yang dapat digunakan sebagai acuan.

"Kami mengira atap gedung itu dibangun dengan konstruksi biasa yang jika diberi beban sebesar 150 ton sudah bisa roboh. Tetapi, ternyata kekuatannya lebih besar," kata Project Manager PT Wahana Infonusa Ari Yudanto, Senin (17/10/2016).

Menurut dia, konsultan hanya memberi gambar perencanaan yang tak menjelaskan detail kondisi bangunan.

"Kalau melihat kondisi sekarang, kemungkinan atap dibangun dengan konstruksi khusus untuk kepentingan mechanical electric, kekuatannya pun lebih besar," kata Ari.

Kini sudah ada penghitungan ulang dan gedung akan mencapai titik kritis hampir roboh saat beban mencapai 350 ton. Dengan beban 180 ton yang saat ini ada di atas lantai 18, menurut Ari, kondisi atap hanya melengkung sekitar 7 cm sehingga tidak signifikan.

"Kami akan tetap melaksanakan kegiatan sesuai rencana dengan terus menambah beban hingga 400 ton. Ketika sudah ada tanda-tanda pergerakan signifikan, kami mulai memotong bagian mahkota untuk memberi tekanan hingga gedung roboh," tutur Ari.

Jalan di sekitar gedung masih aman dilalui dan tidak perlu ditutup hingga ada tanda-tanda gedung akan runtuh.

Anggota Tim Ahli Bangunan Gedung Tangsel selaku pengawas, Prof Adang Surahman, mengatakan, dokumen gambar kerja yang tidak ada itu disebabkan pemilik telah menghilangkan dokumen berusia lebih dari 10 tahun.

"Padahal, tidak ada yang tahu bahwa gedung ini akan dirobohkan tidak sampai 20 tahun setelah dibangun," katanya.

"Untuk metode perobohan, hanya metode ini yang berdasarkan kajian paling aman bagi kondisi gedung dan lingkungannya saat ini. Yang lain, apalagi dengan peledakan, sangat tidak memungkinkan," tambahnya.

Pengawas lapangan PT Arkonin (perusahaan konsultan), Osdiman Manurung, mengakui, hanya ada gambar perencanaan yang menjadi pegangan kontraktor untuk merobohkan gedung. Ia tidak menjelaskan mengapa gambar kerja gedung itu tidak ada. (UTI/C05)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 18 Oktober 2016, di halaman 28 dengan judul "Tanpa Gambar Kerja, Penghitungan Salah".

Kompas TV Gedung Panin di Bintaro Akan Dirobohkan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Megapolitan
Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Megapolitan
Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk 'Liquid'

Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk "Liquid"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com