Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Pelaku Pungli dari Oknum Polisi Tak Pernah Ditunjukkan ke Publik?

Kompas.com - 20/10/2016, 08:27 WIB
Akhdi Martin Pratama

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Polda Metro Jaya akhir-akhir ini gencar melakukan operasi tangkap tangan (OTT) terkait pungli di pelayanan publik. Operasi itu tak hanya menyasar di instansi Polri saja, bahkan instansi lainnya seperti, Kementerian Perhubungan ikut juga "digasak".

Dalam operasi di Kemenhub, polisi telah menetapkan tiga PNS menjadi tersangka. Mereka adalah, Endang Sudarmono, Meizy dan Abdu Rasyid. Dari tangan ketiganya polisi menyita barang bukti berupa uang tunai sebesar Rp 130 juta dan sejumlah buku tabungan yang isinya mencapai Rp 1 miliar.

Uang ratusan juta beserta tabungan senilai Rp 1 miliar tersebut diduga adalah hasil dari pungli.

Sementara itu, sudah ada 33 oknum anggota Polda Metro Jaya yang tertangkap tangan melakukan pungli di pelayanan publik milik kepolisian. Bahkan, data tersebut merupakan yang paling banyak dibandingkan dengan Polda-Polda lainnya yang ada di Indonesia.

Tak hanya itu, pada Selasa (18/10/2016) kemarin, Propam Polda Metro Jaya baru saja menangkap empat anggota Polsek Metro Gambir karena diduga melakukan pungli.

Kali ini, keempat oknum polisi itu, melakukan pemerasan terhadap tersangka narkoba Anto alias Awi. Mereka meminta keluarga Anto alias Awi menyerahkan uang Rp 300 juta jika ingin anaknya dilepaskan dari tahanan. Meski hanya mampu menyediakan uang sebesar Rp 97 juta, Anto alias Awi akhirnya dibebaskan.

Padahal, Anto alias Awi tertangkap tangan menyimpan 20 butir pil ekstasi saat di diskotek Crown Jakarta Barat.

Beruntung, Propam mengendus hal itu. Hingga akhirnya setelah Anto alias Awi dibebaskan oleh oknum tersebut, Propam melakukan OTT. (Baca: 101 Polisi Ditangkap Kasus Pungli, Paling Banyak dari Polda Metro)

Kini, keempat anggota itu yang berinisial, Iptu S, Aiptu T, Aipda EB, dan Brigadir R tengah diperiksa Propam untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Sayangnya, dari puluhan orang yang terjaring OTT, tidak ada satupun yang ditunjukan kepada publik oleh polisi.

Polisi hanya berani merilis barang bukti hasil OTT tersebut kepada awak media. Padahal dalam kasus lainnya yang melibatkan warga sipil seperti, penyalahgunaan narkoba, pencurian, penipuan, perampokan, perampasan dan kasus-kasus lainnya polisi selalu menunjukan para tersangkanya. Meski para tersangka tersebut ditunjukkan ke publik menggunakan penutup kepala.

Bahkan, polisi pernah menunjukan ke publik, narapidana yang kabur dari Rutan Salemba, Anwar alias Rijal dengan didandani layaknya seorang perempuan. Saat itu, Anwar diperintahkan memakai jilbab, kacamata dan bergincu persis ketika ia menyamar menjadi perempuan kala dirinya kabur dari Rutan Salemba. (Baca: Presiden Instruksikan Pemberantasan Pungli Juga Dilakukan di Polri dan Kejaksaan)

Tanggapan Polda Metro

Menanggapi mengapa para tersangka yang tertangkap OTT tidak pernah ditunjukkan ke publik, Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Awi Setiyono menyebut pihaknya tidak memiliki kewajiban dalam hal itu. Untuk itu, pihaknya merasa tak perlu menunjukkan para tersangka OTT kepada publik.

"Tidak apa-apa, tidak ada kewajiban kami untuk itu (menunjukan pelaku ke publik), undang-undang juga tidak mengatur itu," ujar Awi di Mapolda Metro Jaya, Rabu (19/10/2016).

Awi beralasan, dengan merilis kasus anggotanya yang terlibat pungli, itu sudah cukup membuktikan pihaknya transparan kepada publik. Pihaknya pun tidak takut mendapat pandangan miring dari masyarakat karena jumlah anggotanya paling banyak terlibat pungli daripada Polda-Polda lainnya yang ada di Indonesia.

"Sekarang sudah era keterbukaan, buat apa kita jaga image. Kita ingin memperbaiki (pelayanan publik), ini niat yang tulus dari pimpinan untuk lakukan bersih-bersih, jadi untuk apa kita nutup-nutupi," ucapnya. (Baca: Tanggapan Polda Metro Terkait Anggotanya Paling Banyak Terlibat Pungli)

Kompas TV Polisi Peras Pemilik Narkoba Rp 300 Juta
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Dua Maling Gasar Motor di Tanjung Priok, Polisi Bergerak meski Korban Enggan Lapor

Dua Maling Gasar Motor di Tanjung Priok, Polisi Bergerak meski Korban Enggan Lapor

Megapolitan
Hal-hal yang Belum Terungkap di Kasus Brigadir RAT: Motif hingga Sosok Pengusaha yang Dikawal

Hal-hal yang Belum Terungkap di Kasus Brigadir RAT: Motif hingga Sosok Pengusaha yang Dikawal

Megapolitan
Rute Transjakarta 8N Kebayoran - Petamburan via Asia Afrika

Rute Transjakarta 8N Kebayoran - Petamburan via Asia Afrika

Megapolitan
Ahok Beberkan Solusi Penanganan Macet Jakarta, Berharap Direalisasikan Gubernur DKI

Ahok Beberkan Solusi Penanganan Macet Jakarta, Berharap Direalisasikan Gubernur DKI

Megapolitan
DJ East Blake Terancam 12 Tahun Penjara akibat Sebar Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih

DJ East Blake Terancam 12 Tahun Penjara akibat Sebar Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Pertimbangkan Usul DPRD DKI soal Sekolah Gratis Negeri dan Swasta

Pemprov DKI Jakarta Pertimbangkan Usul DPRD DKI soal Sekolah Gratis Negeri dan Swasta

Megapolitan
Komisi E DPRD DKI Desak Pemprov Wujudkan Sekolah Gratis Negeri dan Swasta, dari TK sampai SMA

Komisi E DPRD DKI Desak Pemprov Wujudkan Sekolah Gratis Negeri dan Swasta, dari TK sampai SMA

Megapolitan
Inikah Akhir Perjalanan Rosmini, Ibu Pengemis yang Marah-marah?

Inikah Akhir Perjalanan Rosmini, Ibu Pengemis yang Marah-marah?

Megapolitan
DJ East Blake Serahkan Diri ke Polisi Usai Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

DJ East Blake Serahkan Diri ke Polisi Usai Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

Megapolitan
Maju Mundurnya Ridwan Kamil untuk Pilkada DKI Jakarta...

Maju Mundurnya Ridwan Kamil untuk Pilkada DKI Jakarta...

Megapolitan
Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak: Pelaku Rekan Kerja, Motif Ekonomi Jadi Alasan

Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak: Pelaku Rekan Kerja, Motif Ekonomi Jadi Alasan

Megapolitan
DJ East Blake Ambil Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih Diam-diam karena Sakit Hati Diputuskan

DJ East Blake Ambil Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih Diam-diam karena Sakit Hati Diputuskan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam Ini Berawan

Megapolitan
Saat Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Jarinya hingga Putus oleh Juru Parkir Liar…

Saat Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Jarinya hingga Putus oleh Juru Parkir Liar…

Megapolitan
Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com