Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Simulasi Dukungan jika Pilkada DKI Berlangsung Dua Putaran

Kompas.com - 20/10/2016, 20:13 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Dari hasil survei Saiful Mujani Research Center (SMRC) yang dirilis pada Kamis (20/10/2016) ini, elektabilitas pasangan petahana Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dan Djarot Saiful Hidayat lebih tinggi (45,4 persen) dibanding dua pasangan lainnya, Agus-Sylvi (22,4 persen) dan Anies (20,7 persen).

Jika hasil survei itu mencerminkan hasil Pilkada DKI 2017, pemilihan harus berjalan dua putaran. Untuk menjadi pemenang di DKI, pasangan calon harus meraih suara minimal 50 persen plus satu.

Lalu, bagaimana simulasinya jika Pilkada DKI berjalan dua putaran?

Jika Ahok-Djarot lolos ke putaran kedua melawan Agus-Sylvi, Ahok-Djarot dipilih 49,5 persen responden, sementara Agus-Sylvi dipilih 35,1 responden. Sisanya sebesar 15,4 persen tidak tahu atau rahasia.

Jika yang lolos bersama Ahok-Djarot adalah Anies-Sandi, Ahok-Djarot memperoleh 47,9 persen suara responden, sementara 36,9 persen memilih Anies-Sandiaga. Adapun sisanya 15,1 persen tidak tahu atau rahasia.

Kemudian, jika yang melaju ke putaran kedua adalah Agus-Sylvi dan Anies-Sandi, Agus dipilih 37,2 persen responden, sementara Anies dipilih 34,0 persen responden. Sisanya sebesar 28,8 persen menjawab tidak tahu atau rahasia.

"Artinya, pemilih Ahok akan geser ke mana-mana, ada migrasi, ke kubu Agus," kata Direktur Program SMRC, Sirojudin Abbas, di Hotel Pan Pacific, Jakarta Pusat, Kamis.

Kendati elektabilitas Ahok masih lebih tinggi dari kedua penantangnya, Sirojudin mengatakan kedua penantang itu menunjukkan kinerja cukup baik dalam sosialisasi mengingat mereka relatif baru dalam kontestasi Pilkada DKI.

"Terutama pasangan Agus-Sylvi yang lebih baru dalam sosialisasi sebagai pasangan, perolehan dukungan terhadap mereka cukup kompetitif, terutama kalau dibandingkan dengan Anies yang relatif lebih lama dikenal publik dan pasangannya Sandi yang lebih dulu melakukan sosialisasi untuk Pilkada Jakarta," kata Sirojudin.

Tantangan bagi Agus dan Anies untuk mengatasi ketertinggalan suara disebut akan sulit karena survei juga menunjukkan bahwa 70 persen responden menyatakan kemungkinan besar tidak akan mengubah pilihannya pada saat pemilihan nanti.

Hanya 29 persen yang menyatakan mungkin untuk mengubah pilihan. Kendati demikian, bukan tak mungkin perubahan dukungan pemilih secara signifikan akan terjadi.

Survei itu dilakukan pada 1-9 Oktober 2016 dengan jumlah responden 648 warga DKI yang ditarik secara multistage random sampling. Margin of error rata-rata sebesar lebih kurang 3,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Survei didanai oleh SMRC sendiri.

Populasi tersebar 23,3 persen di Jakarta Barat, 10,9 di Jakarta Pusat, 22,1 persen di Jakarta Selatan, 27,4 persen di Jakarta Timur, 16,0 persen di Jakarta Utara, dan 0,3 persen di Kepulauan Seribu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan 'Treadmill' untuk Calon Jemaah Haji

Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan "Treadmill" untuk Calon Jemaah Haji

Megapolitan
Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Megapolitan
Anggap Pendaftaran Cagub Independen DKI Formalitas, Dharma Pongrekun: Mustahil Kumpulkan 618.000 Pendukung

Anggap Pendaftaran Cagub Independen DKI Formalitas, Dharma Pongrekun: Mustahil Kumpulkan 618.000 Pendukung

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com