JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak 10 pedagang makanan di Jalan TB Simatupang yang biasa berjualan di trotoar depan Gedung Menara 165, kini dipindahkan ke kantin di dalam gedung. Kantin seluas 500 persegi yang terletak di seberang lobi Menara 165 itu disebut kantin digital, hasil kerja sama dengan Telkomsel.
Meski berjualan di gerobak sederhana, transaksi yang dilakukan sepenuhnya cashless atau nontunai. Para pembeli harus menggunakan Telkomsel TCASH untuk membayar pesanan di kantin.
Wali Kota Jakarta Selatan Tri Kurniadi mengatakan program pembinaan pedagang kaki lima (PKL) ini merupakan kewajiban Menara 165 menyediakan tempat usaha bagi UMKM. Ia mengatakan pihaknya tengah mendorong para pengembang untuk menyediakan tempat serupa bagi PKL di kawasannya.
"Gedung Menara 165 tidak hanya menyediakan ruang bagi PKL dengan lokasi yang strategis dan mudah dilihat oleh pengunjung dengan penataan yang sangat baik, tetapi ikut serta membina dan mengembangkan usaha para PKL sehingga para PKL yang masuk kantin Gedung Menara 165 naik kelas dalam penampilannya," kata Tri di Gedung Menara 165, Jakarta Selatan, Kamis (27/10/2016).
Saat peresmian, baru ada lima pedagang yang berjualan. Kendati demikian, para pegawai di Menara 165 memadati kantin. Ketika jam makan siang, mereka kini tak harus jalan keluar kantor untuk mencari pedagang makanan.
Suara pedagang
Ahmad, pedagang sate padang, mengatakan selama lima tahun terakhir menggantungkan nafkah dari berjualan di depan Menara 165. Ketika tawaran untuk pindah ke dalam gedung disampaikan ke para pedagang, ia sempat ragu.
"Awalnya mikir kan udah ramai jualan di luar, udah punya langganan juga, terus bagaimana kalau di dalam," kata dia.
Namun Ahmad mengatakan kebanyakan dari pelanggannya adalah pegawai di gedung tersebut. Ia berharap dengan pindahnya ke dalam, bisa menjangkau lebih banyak pegawai.
"Ya saya mau hidup bener, lumayan kan sekarang ada kepastian, he-he-he," ujarnya.
Hal yang sama diungkapkan Iqbal, pedagang soto bogor. Menurutnya, dengan penataan yang baik dan kebersihan yang terjaga, soto mie bogornya akan lebih laris.
"Pasti lebih laris dong, sekarang mejanya lebih banyak, dari sopir sampai bos-bos pasti lebih nyaman kan," katanya.
Menunggu penataan 68.000 PKL
PKL binaan di Jakarta Selatan cukup membayar Rp 4.000 baik yang berada di dalam gedung maupun di lokasi sementara atau lokasi binaan. Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan kini membuka corporate social responsibility (CSR) dari perusahaan yang mau menyediakan tempat maupun sekedar menanggung BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan 68.000 UMKM di Jakarta Selatan.
Saat ini tercatat baru 3.428 pedagang UMKM yang mendapat tempat di perkantoran, mal, lokasi sementara, dan lokasi binaan.
Selain Gedung Menara 165, sejumlah gedung lain juga menempatkan PKL di dalam seperti Mal Gandaria City, Mal Kota Kasablanka, Mal One Bell Park, Mal Ciputra World, Mal Pejaten Village, dan Gedung Alamanda Tower.
Terkait keinginan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok untuk menempatkan PKL di kantor wali kota, Wali Kota Jakarta Selatan Tri Kurniadi mengatakan pihaknya tengah mempersiapkan tempat tersebut.
Sebab di Jalan Nipah, samping Kantor Wali Kota Jakarta Selatan, banyak PKL yang berjualan di pinggir jalan dan trotoar.
"Kita juga mau, ini kan untuk APBD Perubahannya ada, mau ditata dulu, baru saya coba masukkan di kantor wali kota," katanya.