Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Pembunuhan Sopir Angkot yang Disemen oleh Kerabatnya

Kompas.com - 01/11/2016, 09:14 WIB
Akhdi Martin Pratama

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Riko Lesmana (41), diduga membunuh saudara sepupunya, Sopyan Lubis (43). Bahkan, Riko tega memutilasi tubuh Sopyan sebelum menguburnya dengan menggunakan semen.

Padahal, pembunuhan tersebut dipicu hal sepele. Kejadian bermula ketika Riko meminta uang kepada Sopyan pada Senin (24/10/2016), di rumah kontrakan korban di Jalan Raya Jati Makmur, Pondok Gede, Bekasi.

Menurut keterangan Riko, saat itu Sopyan enggan memberinya uang. Bahkan, Sopyan, menurut Riko, sempat memakinya.

Lantaran kesal dimaki Sopyan, Riko memukulnya menggunakan potongan besi hingga korban tersungkur. Panik melihat Sopyan tak sadarkan diri, Riko memanggil rekannya Gusfairi yang berprofesi sebagai pengemudi taksi online.

Riko memanggil Gusfairi untuk membantunya membawa Sopyan ke rumah kontrakan miliknya di Kampung Keramat, Cipayung, Jakarta Timur.

"Menurut pengakuan saksi Gusfairi, saat korban dibawa menggunakan mobilnya masih dalam keadaan hidup," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Awi Setiyono dalam keterangan tertulisnya, Senin (31/10/2016).

(Baca: Sopir Angkot Dibunuh dan Dikubur dengan Semen oleh Kerabatnya)

Setibanya di kontrakan Riko, Gusfairi langsung pergi. Sementara itu, Riko memanggil rekannya Rudi Hartono.

Rudi diperintahkan Riko untuk membuat lubang di samping rumah kontrakannya. Saat Rudi sedang menggali lubang, Riko memutilasi tubuh Sopyan menjadi beberapa bagian.

"Korban dimutilasi menjadi 13 bagian oleh RL (Riko Lesmana) agar masuk ke lubang yang telah dibuat," ucap Awi.

Setelah dimutilasi, potongan tubuh korban dimasukkan ke kantong pelastik dan Riko membawanya ke samping kontrakannya.

Di lokasi tersebut, Rudi yang diberi tugas menggali lubang telah menyelesaikan tugasnya. Saat mengetahui bahwa yang akan dikuburkan adalah potongan tubuh manusia, Rudi sempat kaget.

"Agar perbuatannya tidak diketahui, tempat penguburan itu ditutup coran semen oleh pelaku," kata Awi.

(Baca: Terciumnya Bau Aneh Ungkap Pembunuhan Sopir Angkot yang Disemen)

Meski telah dilapisi oleh coran semen, bau bangkai masih tercium oleh istri Riko. Akhirnya, istri Riko melaporkan hal tersebut kepada kakak korban.

Mendengar adiknya telah dibunuh, kakak Sopyan yang melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Cipayung.

Akhirnya, pada Minggu (30/10/2016) malam, Riko dan Rudi diciduk polisi untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Kini, kasus tersebut ditangani oleh Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya. Polisi pun telah membongkar makam Sopyan yang berada di rumah kontrakan Riko.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Geruduk Mahasiswa Berujung Petaka, 4 Warga di Tangsel Kini Jadi Tersangka

Geruduk Mahasiswa Berujung Petaka, 4 Warga di Tangsel Kini Jadi Tersangka

Megapolitan
PKB Kota Bogor Andalkan Hasil Survei untuk Usung Kandidat di Pilkada 2024

PKB Kota Bogor Andalkan Hasil Survei untuk Usung Kandidat di Pilkada 2024

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta, Rabu 8 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam Nanti Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta, Rabu 8 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam Nanti Berawan

Megapolitan
Hari Pertama Pendaftaran Cagub Independen, KPU DKI Belum Terima Berkas Masuk

Hari Pertama Pendaftaran Cagub Independen, KPU DKI Belum Terima Berkas Masuk

Megapolitan
Keluarga Histeris Saat Tahu Putu Tewas di Tangan Senior STIP

Keluarga Histeris Saat Tahu Putu Tewas di Tangan Senior STIP

Megapolitan
Sosok Taruna STIP yang Meninggal Dianiaya Senior, Dikenal Mudah Berteman dan Bisa Diandalkan

Sosok Taruna STIP yang Meninggal Dianiaya Senior, Dikenal Mudah Berteman dan Bisa Diandalkan

Megapolitan
Taruna Tingkat Satu STIP Disebut Wajib Panggil Kakak Tingkat dengan Sebutan “Nior”

Taruna Tingkat Satu STIP Disebut Wajib Panggil Kakak Tingkat dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Pengakuan Eks Taruna STIP, Difitnah dan Dipukul Senior sampai Kancing Seragam Pecah

Pengakuan Eks Taruna STIP, Difitnah dan Dipukul Senior sampai Kancing Seragam Pecah

Megapolitan
Tanggapi Permintaan Maaf Pendeta Gilbert ke MUI, Ketum PITI Tetap Berkeberatan

Tanggapi Permintaan Maaf Pendeta Gilbert ke MUI, Ketum PITI Tetap Berkeberatan

Megapolitan
Cerita Eks Taruna STIP: Lika-liku Perpeloncoan Tingkat Satu yang Harus Siap Terima Pukulan dan Sabetan Senior

Cerita Eks Taruna STIP: Lika-liku Perpeloncoan Tingkat Satu yang Harus Siap Terima Pukulan dan Sabetan Senior

Megapolitan
Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Megapolitan
Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Megapolitan
Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai 'Diviralkan' Pemilik Warteg

[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai "Diviralkan" Pemilik Warteg

Megapolitan
Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com