Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Rute yang Akan Dilalui Pendemo pada 4 November

Kompas.com - 04/11/2016, 07:19 WIB
Akhdi Martin Pratama

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sejumlah organisasi masyarakat (ormas) akan berdemonstrasi pada Jumat (4/11/2016). Rencananya, demonstran akan memulai aksinya seusai menunaikan shalat Jumat berjemaah di Masjid Istiqlal, Jakarta.

Live streaming demo 4 November 2016: https://youtu.be/eaB2oADFpbI 


Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Awi Setiyono mengatakan, setelah shalat Jumat, demonstran akan berjalan kaki melalui Lapangan Banteng, lalu ke Jalan Pejambon untuk menuju Kantor Bareskrim Polri di Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jalan Ridwan Rais, Jakarta Pusat.

Setelah dari Kantor Bareskrim, demonstran bergeser ke Balai Kota DKI Jakarta melalui Jalan Medan Merdeka Selatan.

Selanjutnya, demonstran akan bergerak ke Bundaran Patung Kuda dan berbelok kanan melalui Jalan Medan Merdeka Barat untuk menuju ke depan Istana Merdeka.

"Nanti rencana perwakilan sekitar 25 orang yang disediakan, beberapa perwakilan dari ulama, pimpinan demo, nanti diterima di Istana Presiden, kemudian di sana mereka menyerahkan petisi," ujar Awi di Mapolda Metro Jaya, Jumat (4/11/2016). 

(Baca: Ini Rekayasa Lalu Lintas Saat Demonstrasi Berlangsung di Depan Istana dan DPR/MPR)

Kompas.com/ANDREAS LUKAS ALTOBELI Massa pengunjuk rasa berjalan kaki menuju Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Jumat (4/11/2016). Pengunjuk rasa menggelar aksi menuntut proses hukum terhadap Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok terkait pernyataannya yang dinilai menyinggung umat muslim di Indonesia.
Awi menambahkan, setelah dari Istana Negara, rencananya demonstran kembali berjalan kaki menuju Gedung MPR/DPR RI, Senayan, melalui Jalan Medan Merdeka Barat, lalu ke Jalan MH Thamrin, Sudirman, kemudian berputar di Bundaran Semanggi untuk menuju ke Gedung MPR/DPR RI di Jalan Gatot Soebroto.

"Untuk rekayasa lalu lintas bersifat situasional. Kalau memang jadi long march ke DPR, titik-titik yang akan dilewati pasti kami lakukan rekayasa. Massa lewat, kami tutup jalan. Kalau massa sudah selesai lewat, ya kami buka lagi," kata Awi.

Demonstrasi itu bertujuan untuk menuntut proses hukum terhadap Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang dianggap menistakan agama.

Aksi demonstrasi tersebut merupakan aksi lanjutan dari aksi yang pernah digelar pada 14 Oktober 2016 lalu. Pihak Polri bersama TNI telah menyiagakan 18.000 personel keamanan untuk mengawal demo tersebut.

Kompas TV JK: Demokrasi yang Baik, Bersahabat, Kalem
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com