Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Ahok Bicara soal Pengusaha, Tanam Jasa, Megawati, dan Relawan

Kompas.com - 04/11/2016, 09:47 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Calon gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, menegaskan dirinya sudah memutuskan untuk tidak mencari dana kampanye yang berasal dari pengusaha.

"Enggak usah ada tenteng-tenteng duit, enggak usah pengusaha tanam jasa sama saya, seolah-olah balas budi saya, partai datang (ke pengusaha) minta duit, lalu kamu (pengusaha) kasih," kata Ahok saat berkunjung ke Redaksi Kompas, Palmerah, Jakarta Barat, Rabu (2/11/2016).

Ahok mengaku sudah berulang kali memeringatkan hal itu kepada para pengusaha. Dia meminta pengusaha untuk tidak memberi uang kepada siapapun pihak yang mengaku-ngaku sebagai tim suksesnya.

Jika mau menyumbang dana kampanye, kata Ahok, cukup mengirim sejumlah uang ke rekening resmi Ahok-Djarot.

Selain dapat mentransfer uang melalui rekening bank, pengusaha juga bisa ikut makan malam bersamanya. Syaratnya membayar mulai dari Rp 1 juta hingga Rp 75 juta.

"Saya datang untuk bicara, harus bayar. Enggak ada lagi plakat, enak aja lo. Gue bilang, bayar, potong pajak," kata Ahok.

(Baca: Ahok Akan Tetap "Blusukan" Meski Ada Demo 4 November)

Suatu saat, Ahok ditanya Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri. Megawati bertanya, bagaimana langkah Ahok dalam mengatasi banyaknya relawan dan partai politik sementara Ahok sendiri enggan mengeluarkan sejumlah uang.

Menjawab pertanyaan Megawati itu, Ahok menyebut dirinya telah memberitahu partai politik pendukung untuk mengeluarkan biaya sendiri misalnya jika ingin memberi baju bagi konstituen, memberi pelatihan bagi saksi, dan lainnya.

"Terus relawan, silakan kamu bikin acara, bazaar, silakan kumpulkan duit, semua duit masuk ke rekening kampanye. Kalau kamu (relawan) enggak bisa kumpulin duit, enggak bisa buka rekening sendiri untuk nampung, bye-bye sudah," kata Ahok.

Dengan demikian, Ahok meyakini biaya kampanyenya begitu murah. Sebab dirinya bersama Djarot sudah bertekad untuk tidak membuat spanduk kampanye dan mereka hanya perlu membayar saksi.

Ahok menceritakan, beberapa waktu lalu, ada orang yang mengajaknya makan malam. Ada sekitar 30 orang yang makan malam bersamanya saat itu.

"Teman Ahok di sana pintar, mereka siapin piagam dinner bersama Ahok yang ditandatangani sama saya, lalu foto sama saya dan langsung di-print out. Kemudian Teman Ahok sodorin formulir, itu orang-orang mau beli berapa baju, 30 orang itu rata-rata terkumpul Rp 3 miliar lebih saat itu," kata Ahok.

Ahok menyebut penggalangan dana kampanye ini sebagai "Kampanye Rakyat". Cara paling mudah untuk berpartisipasi dalam program tersebut, yakni melalui kontribusi individu atau memberikan sumbangan mulai dari Rp 10.000 hingga maksimal Rp75.000.000.

Sementara bagi organisasi berbadan hukum, besaran nilai sumbangan maksimal Rp 750.000.000. Aturan mengenai besaran sumbangan itu mengikuti ketentuan batas maksimal sumbangan yang dikeluarkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Donasi dapat dilakukan melalui laman www.ahokdjarot.id atau melalui kantor cabang BCA di seluruh wilayah Indonesia.

Masa kampanye Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017 berlangsung mulai 28 Oktober 2016 hingga 11 Februari 2017 mendatang. Adapun hari pemilihan akan jatuh pada 15 Februari 2017.

Kompas TV Ahok Janji Bangun RSUD di Setiap Kecamatan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com