Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menurut Sandiaga, Warga Jakarta Mendudukan Kemacetan Persoalan Nomor 6

Kompas.com - 06/11/2016, 14:16 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil gubernur DKI Sandiaga Uno mengunjungi warga RT 03 RW 03, di Jalan Tengki, Cipayung, Jakarta Timur.

Dalam kesempatan itu, Sandiaga ditanya warga cara mengatasi kemacetan lalu lintas di Ibu Kota.

Sandiaga mengatakan, dari hasil riset selama menemui warga setahun belakangan, ia menarik kesimpulan bahwa masalah kemacetan ternyata ada di posisi enam terkait persoalan warga Ibu Kota yang wajib dituntaskan.

"Saya sudah riset satu tahun penuh jadi kemacetan urutan nomor enam prioritas di benak warga Jakarta," kata Sandiaga, di lokasi, Minggu (6/11/2016) siang.

Yang berada di peringkat pertama, kata Sandiaga, adalah lapangan pekerjaan. Lalu, harga bahan pokok, ketiga kriminalitas, keempat pemerintahan yang dinilai belum transparan dan bebas korupsi, kelima pendidikan, dan keenam baru kemacetan.

Kemacetan bukan jadi urutan atas bagi warga Jakarta, lanjut Sandiaga, karena 60 persen warga Ibu Kota adalah kelas menengah-bawah.

(Baca: Sandiaga: Alhamdulillahnya buat Pak Basuki, Macet Tak Disalahkan Lagi ke Pemprov)

Masyarakat kurang mampu di Ibu Kota, kata dia, tidak terkena dampak langsung kemacetan lalu lintas. Sebab, jarak tempat tinggal dan tempat kerja dekat.

"Jadi masalah kemacetan itu masalah kelas menengah ke atas. Memang 40 persen warga Jakarta itu mengeluh 3-4 jam waktu mereka itu ada di kemacetan," ujar Sandiaga.

Meski di peringkat keenam, Sandiaga mengaku kemacetan tetap jadi prioritas untuk ditangani. Jika terpilih, dia akan mengupayakan cara moratorium kendaraan mewah untuk mengatasi kemacetan.

"Kendaraan impor yang konsumsinya untuk gaya-gayaan, buat gengsi, akan kita batasi dulu supaya kemacetan tidak semakin parah," ujar Sandiaga.

Sementara itu, pembenahan transportasi massal seperti Transjakarta, lanjut dia, terus ditingkatkan dan masyarakat diharapkan mau meninggalkan kendaraan pribadi untuk beralih ke transportasi umum.

"Karena nanti (transportasi massal) akan lebih aman, nyaman, dan terjangkau," ujarnya.

Kompas TV Sandiaga Uno Kampanye di Sejumlah Masjid
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kejamnya Nico Bunuh Teman Kencan di Indekos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kejamnya Nico Bunuh Teman Kencan di Indekos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Resmi Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi pada Pilkada 2024

Mochtar Mohamad Resmi Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi pada Pilkada 2024

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Megapolitan
Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Megapolitan
NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang Jakut

Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang Jakut

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com