Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kampanye Ahok-Djarot Ditolak, Sophia Latjuba Harap Ketegasan Bawaslu

Kompas.com - 10/11/2016, 06:29 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sophia Latjuba, juru bicara tim pemenangan calon gubernur-calon wakil gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat, berharap ketegasan lembaga penyelenggara pemilu dalam menindak oknum yang menghalang-halangi kampanye pasangan calon.

Lembaga yang dimaksudnya itu adalah Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) DKI Jakarta.

"Menurut saya, penyelenggara pemilu harus lebih memiliki sikap di sini, pasang pengamanan dan lain-lain. Jangan hanya mengantisipasi kalau setelah ada kejadian," kata Sophia, saat dihubungi wartawan, Rabu (9/11/2016) malam.

(Baca juga: Bawaslu: Gangguan Kampanye Hanya Terjadi pada Ahok-Djarot)

Tiap pasangan calon gubernur dan wakil gubernur, kata dia, memiliki hak untuk berkampanye.

Keselamatan pasangan calon untuk berkampanye ini dijamin Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilihan Umum.

Dengan adanya sekelompok orang yang menghalangi kampanye pasangan calon, Sophia menilai sekelompok orang itu telah merampas hak pasangan calon untuk berkampanye.

"Juga untuk warga yang tidak menolak, kan akhirnya tidak diberi kesempatan untuk mendengarkan kampanye calon mereka. Berarti hak mereka pun dirampas," kata Sophia.

Tercatat, Ahok pernah ditolak oleh sekelompok warga saat berkampanye di Rawa Belong, Jakarta Barat.

Kemudian saat berkampanye di Kebon Jahe Jakarta Pusat, Selasa (8/11/2016) kemarin, beberapa warga sempat menyerukan "Tolak Ahok".

Sementara itu, Djarot ditolak sekelompok warga saat berkampanye di Kampung Nelayan, Cilincing, Jakarta Utara.

Kehadiran Djarot juga ditolak oleh sekelompok warga di Kedoya Utara dan Kembangan Selatan.

Berbeda dengan Ahok yang diamankan oleb anggota kepolisian, Djarot memilih untuk berdialog dengan para pendemo.

Atas berbagai penolakan ini, tim pemenangan Ahok-Djarot telah melaporkannya kepada Bawaslu DKI Jakarta.

(Baca juga: Bawaslu: Gangguan Kampanye Hanya Terjadi pada Ahok-Djarot)

Mengenai laporan tersebut, Sophia meminta wartawan untuk menanyakan lebih lanjut kepada tim pemenangan yang bergerak di bidang hukum.

"Soal itu, aku belum dengar. Coba tanya Bang Bestari (juru bicara Ahok-Djarot, Bestari Barus)," kata Sophia.

Kompas TV Ahok Fokus Pada Penanganan Banjir
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com