Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejak 2009, Nilai Aset Sanusi Selalu Bertambah

Kompas.com - 10/11/2016, 18:47 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Terdakwa kasus suap raperda reklamasi dan kasus pencucian uang Mohamad Sanusi memiliki aset yang nilainya selalu meningkat sejak tahun 2009 hingga 2015. Hal itu terlihat dari aset-aset yang dilaporkan Sanusi di dalam surat pemberitahuan tahunan (SPT).

Kakanwil Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Jakarta Utara, Pontas Pane, mengatakan, Sanusi selalu melaporkan aset-asetnya selama tujuh tahun terakhir itu.

"Di SPT itu ada kolom yang memang dibuat harus diisi daftar aset. Dari 2009-2015, wajib pajak (Sanusi) mencantumkan asetnya," kata Pontas saat memberikan kesaksian dalam persidangan di Pengadilan Negeri Tipikor Jakarta, Jalan Bungur Besar Raya, Jakarta Pusat, Kamis (10/11/2016).

Pontas menjelaskan, setiap tahun, aset yang dilaporkan Sanusi tidak selalu sama. Ada aset yang bertambah, dan ada pula aset yang berkurang.

"Total nilainya kalau yang di tahun 2009 kurang lebih Rp 3.860.000.000," kata dia.

Kemudian, pada 2010, nilai aset milik Sanusi bertambah menjadi Rp 3,9 miliar. Di tahun 2011, asetnya senilai Rp 5,25 miliar. Nilai aset Sanusi kembali meningkat menjadi Rp 7,25 miliar pada 2012.

Sementara pada 2013, aset Sanusi senilai Rp 11,25 miliar dan menjadi sekitar Rp 20,37 miliar pada 2014.

"Pada tahun 2015, naik lagi menjadi Rp 22,57 miliar," kata Pontas.

Aset-aset itu terdiri dari berbagai hal seperti tanah, bangunan tempat tinggal, mobil, dan aset-aset lainnya.

Sanusi  didakwa menerima suap sebesar Rp 2 miliar secara bertahap dari Presiden Direktur PT Agung Podomoro Land, Ariesman Widjaja. Suap tersebut terkait pembahasan peraturan daerah tentang reklamasi di pantai utara Jakarta. 

Selain itu, Sanusi juga didakwa melakukan tindak pidana pencucian uang senilai sekitar Rp 43 miliar.

Kompas TV Sidang Suap Reklamasi Hadirkan Istri Sanusi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Megapolitan
Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Megapolitan
Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Megapolitan
Polisi Masih Buru Pemasok Narkoba ke Rio Reifan

Polisi Masih Buru Pemasok Narkoba ke Rio Reifan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com