Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

NJOP Diusulkan Naik 10-15 Persen

Kompas.com - 11/11/2016, 16:17 WIB

JAKARTA, KOMPAS - Dinas Pelayanan Pajak DKI Jakarta mengusulkan kenaikan nilai jual obyek pajak sebesar 10-15 persen bagi obyek pajak bernilai lebih dari Rp 10 miliar, mulai 2017. Cara ini diharapkan menopang target penerimaan daerah dari sektor pajak bumi dan bangunan sebesar Rp 7,7 triliun.

Usulan itu disampaikan Wakil Kepala Dinas Pelayanan Pajak DKI Jakarta Edi Sumantri dalam rapat dengan Badan Anggaran DPRD DKI Jakarta, Kamis (10/11/2016). Rapat membahas detail Kebijakan Umum APBD-Plafon Prioritas Anggaran Sementara (KUA-PPAS) tahun anggaran 2017 khususnya dari sektor pendapatan asli daerah.

Dalam rancangan awal KUA-PPAS, Tim Anggaran Pemerintah Daerah mengusulkan target penerimaan dari pajak daerah Rp 34,7 triliun. Dalam pembahasan, target direvisi menjadi Rp 35,23 triliun. Tambahan Rp 530 miliar diharapkan dari pajak bumi dan bangunan Rp 400 miliar, pajak penerangan jalan (PPJ) Rp 80 miliar, dan pajak parkir Rp 50 miliar.

Pencapaian target itu butuh sejumlah syarat. Edi, antara lain, mengusulkan kenaikan 10-15 persen nilai jual obyek pajak (NJOP) untuk kelompok tarif 0,3 persen, yakni obyek pajak bernilai lebih dari Rp 10 miliar.

Kenaikan target pajak parkir juga dinilai perlu dukungan berupa persetujuan dan peraturan tentang kenaikan tarif parkir. Sementara kenaikan penerimaan PPJ dihitung dengan asumsi ada kenaikan tarif dasar listrik untuk kelompok usaha dan industri.

Badan Anggaran dalam keputusannya pada akhir rapat menyetujui usulan itu. Namun, mereka memberi sejumlah catatan.

Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta dari Fraksi Partai Gerindra Mohamad Taufik meminta dinas pajak menghitung detail dampak kenaikan NJOP. Apalagi, kondisi ekonomi sedang lesu. Dia berharap, kenaikan NJOP tidak mengganggu iklim usaha.

Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi menambahkan, meski bertujuan meningkatkan pendapatan dan hasilnya digunakan untuk membangun daerah, kebijakan menaikkan NJOP dan tarif pajak lainnya harus dihitung cermat agar tidak kontraproduktif. Apalagi, selain pajak, pengusaha turut terimbas kebijakan lain dari pemerintah.

Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri DKI Jakarta Sarman Simanjorang berpendapat, kenaikan NJOP bisa berdampak khususnya di sektor properti. Dia berharap, Pemprov DKI memperhitungkan situasi ekonomi yang lesu sebelum menaikkan tarif sejumlah jenis pajak daerah. (MKN)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 11 November 2016, di halaman 28 dengan judul "NJOP Diusulkan Naik 10-15 Persen".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com