JAKARTA, KOMPAS.com - Penutupan Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS) Induk Cipinang, di Jalan Pisangan Lama Selatan, Pulogadung, Jakarta Timur, membuat warga cemas.
Warga sekitar TPS berharap, penutupan TPS ini tidak membuat pembuangan sampah dari rumah-rumah menjadi terganggu.
Yusuf (40), warga RT 09 RW 08 Pisangan Timur, Pulogadung, Jakarta Timur, mengatakan, dia tidak ingin penutupan TP membuat masalah sampah lainnya muncul.
"Kalau ditutup ya silakan, tapi dikasih tempat pembuangan pengganti. Jangan sampai sampah di sini malah jadi numpuk. Kalau numpuk, bisa demo ke kelurahan, kecamatan," kata Yusuf yang tinggal hanya berjarak sekitar 300 meter dari TPS itu, saat ditemui Kompas.com di depan rumahnya, Jumat (18/11/2016).
Yusuf mengatakan, sampah yang dihasilkan di wilayah RT-nya saja sudah cukup banyak. Sebab, beberapa rumah ditempati mereka yang bekerja sebagai pedagang.
"Di sebelah rumah itu, itu pedagang semua. Ada enam orang jualan ketoprak. Sampah yang dihasilkan itu banyak. Rata-rata memang di sini itu pedagang," ujar pria yang tempat tinggalnya bersebelahan Pasar Induk Beras Cipinang itu.
Dedi (43) warga RT 01 RW 04 Pisangan Timur lainnya mengatakan hal senada. Meski baru tahu rencana penutupan TPS Induk Cipinang, Dedi memperkirakan dampaknya bisa signifikan.
"Awalnya memang TPS itu tempat buangnya sampah se-Kelurahan Pisangan Timur saja, tapi sekarang kelurahan-kelurahan lain di (Kecamatan) Pulogadung juga buang ke situ. Kalau ditutup, bisa repot, bisa besar dampaknya buat warga," ujar Dedi.
Dia berharap, pemerintah menjamin tersedianya TPS baru sebagai pengganti.
"Jangan sampai penutupan TPS ini malah membuat pembuangan sampah menjadi tidak lancar," ujar Dedi.
TPS Induk Cipinang, mulai hari ini, ditutup bagi pembuangan sampah dari seluruh wilayah Kecamatan Pulogadung. Menurut pengawas TPS, Daniel, pihaknya diminta mengosongkan sampah di TPS itu Minggu (20/11/2016).
TPS yang berada di lahan milik PT Kereta Api Indonesia (KAI) itu mesti ditutup karena proyek Double-Double Track (DDT).