Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Program Rp 1 M Per RW Milik Agus Dinilai Akan Ditolak DPRD DKI dan Kemendagri

Kompas.com - 28/11/2016, 10:47 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi Partai Nasdem, Bestari Barus, mengatakan program bantuan langsung Rp 1 miliar per RW milik pasangan Agus Yudhoyono dan Sylviana Murni sulit diwujudkan.

Jika Agus dan Sylvi menang pilkada dan jadi kepala daerah di Jakarta, program ini harus melalui serangkaian proses sebelum terwujud. Salah satunya adalah proses pembahasan anggaran dengan DPRD DKI.

"DPRD pasti akan bertanya output pembangunan tak terukur macam apa yang akan dicapai?" ujar Bestari kepada Kompas.com, Senin (28/11/2016).

Bestari merupakan tim sukses pasangan Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat. Menurut dia, biasanya program yang masuk dalam APBD DKI memiliki output yang terukur dan pertanggungjawaban yang jelas.

Selama Basuki dan Djarot memimpin, DPRD DKI sering mengkritisi berbagai program eksekutif yang dinilai tidak jelas output-nya. Beberapa program yang memiliki risiko tinggi juga selalu dibedah habis-habisan.

Sebut saja ketika Pemprov DKI ingin melakukan swakelola terhadap TPST Bantargebang. DPRD DKI membuat rapat khusus untuk membahas program tersebut sebelum akhirnya menyetujui.

Bestari mengatakan, program semacam ini pasti juga akan sulit mendapat persetujuan DPRD DKI. Kalaupun disetujui, masih ada satu tahap lagi yaitu evaluasi dari Kemendagri. Bestari mengatakan belum tentu Kemendagri menyetujui program itu.

"Rasanya akan sangat sulit untuk dapat disetujui oleh DPRD maupun Kemendagri," ujar Bestari.

Memang, di DPRD DKI ada 4 partai pendukung Agus dan Sylvi yaitu Partai Demokrat, Partai Persatuan Pembangunan, Partai Kebangkitan Bangsa, dan Partai Amanat Nasional.

Namun, dia mengatakan, selama ini anggota DPRD dari semua fraksi selalu kritis terhadap sebuah program. Meski program tersebut datang dari gubernur yang mereka dukung.

Sebagai contoh, kata Bestari, dia tidak jarang mengkritisi program Pemprov DKI di bawah kepemimpinan Ahok selama rapat banggar.

"Anggota DPRD itu sekarang sangat kritis terhadap program-program kerja yang nyeleneh," ujar Bestari.

Oleh karena itu, dia menyimpulkan bahwa program ini tidak rasional. Dia berharap tidak ada program yang tidak masuk akan tetapi dipaksakan masuk dalam APBD DKI nanti.

"Sebaiknya dipilih program lainnya yang lebih masuk akal dan akhirnya membuat masyarakat umum di Jakarta lebih sejahtera dan lebih pintar lagi," ujar dia.

Kompas TV Paparkan Visi Misi, Agus Yakin Ekonomi DKI Meningkat
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com