Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penanganan Orang dengan Masalah Kejiwaan yang Terhambat Prosedur BPJS...

Kompas.com - 08/12/2016, 05:51 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ratusan orang dengan masalah kejiwaan (ODMK) di Jakarta harus kehilangan layanan klinik satelit di setiap panti setelah terdaftar dalam program BPJS Kesehatan.

Mereka yang biasanya dirawat langsung di panti, dengan dokter-dokter yang "jemput bola", kini harus bersusah payah pergi ke tempat yang ditunjuk BPJS untuk kontrol dan melakukan perawatan rutin, beberapa hari dalam sepekan.

"Tiga kali dalam sepekan warga binaan kami di sini harus ke rumah sakit khusus di daerah Duren Sawit, Jakarta Timur. Waktu tempuhnya dari panti di Cengkareng ini kira-kira dua jam, itu pun kalau tidak macet," kata Kepala Panti Sosial Bina Laras Harapan Sentosa 1 Sarima melalui pesan singkat kepada Kompas.com, Rabu (7/12/2016) malam.

(Baca juga: DKI Mulai Tanggung BPJS Pemulung di TPST Bantargebang)

Waktu tempuh dua jam ini bukan tanpa soal. Terkadang, warga binaannya bisa tiba-tiba kumat di jalan sehingga membutuhkan penanganan dan perhatian ekstra selama menuju ke rumah sakit.

Belum lagi, ada keterbatasan petugas yang menemani mereka bolak-balik dari panti ke rumah sakit dan kembali lagi ke panti.

Menurut Sarima, dengan kondisi warga binaannya yang kebanyakan butuh penanganan intensif, kehadiran klinik satelit sebelum diwajibkannya BPJS itu lebih efektif.

Klinik satelit yang dimaksud adalah dengan mendatangkan sejumlah dokter ke panti untuk melakukan tindakan terhadap ODMK di sana.

Jadwal kedatangan dokter bervariasi setiap pekannya, menyesuaikan dengan kebutuhan dan permintaan dari pihak panti.

Hal yang sama disampaikan Humas Dinas Sosial DKI Jakarta Miftahul Huda.

Ia mengatakan, ada tiga panti serupa di Jakarta dan semuanya harus menerapkan hal yang sama, yakni membawa warga binaannya ke rumah sakit di Duren Sawit untuk menjalani pengobatan.

Menurut dia, masalah ini sebenarnya telah dilaporkan ke berbagai pihak, mulai dari kepala Dinas Sosial DKI Jakarta, gubernur DKI, Menteri Sosial, hingga Menteri Kesehatan.

Namun, pada akhirnya, mereka harus tetap mengikuti prosedur aturan BPJS yang berlaku.

"Bayangkan saja, ODMK itu harus terus minum obat dan kontrol. Ya kadang-kadang ada yang kumat juga, tetapi apa boleh buat. Seharusnya yang bisa ditangani di panti pakai klinik satelit itu sekarang jadi harus mondar-mandir," tutur Miftah.

(Baca juga: Warga Tak Mampu Mengadu ke Djarot Dipersulit Saat Buat BPJS Anak)

Berdasarkan data Dinas Sosial DKI Jakarta, ada 854 orang yang mengalami gangguan jiwa kategori berat di Panti Sosial Bina Laras Harapan Sentosa 1.

Sebanyak 81 di antaranya tengah menjalani rawat inap di rumah sakit, sedangkan selebihnya menjalani perawatan di panti dan bolak-balik ke rumah sakit untuk kontrol dengan dokter.

Kompas.com masih berupaya menghubungi pihak BPJS Kesehatan untuk mengonfirmasi masalah ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluhkan Dampak Banjir, Warga Kebon Pala: Rumah Rusak dan Timbul Penyakit

Keluhkan Dampak Banjir, Warga Kebon Pala: Rumah Rusak dan Timbul Penyakit

Megapolitan
Tips Memilih Sapi Kurban yang Berkualitas, Bisa Lihat dari Mulut dan Kakinya

Tips Memilih Sapi Kurban yang Berkualitas, Bisa Lihat dari Mulut dan Kakinya

Megapolitan
Bisnis Hewan Kurban, Wakil Wali Kota Jakut Beri Sapinya Ampas Tahu agar Gemuk dan Berkualitas

Bisnis Hewan Kurban, Wakil Wali Kota Jakut Beri Sapinya Ampas Tahu agar Gemuk dan Berkualitas

Megapolitan
Ketika Warga Kebon Pala Jatinegara Harus Hidup Berdamai dengan Luapan Kali Ciliwung

Ketika Warga Kebon Pala Jatinegara Harus Hidup Berdamai dengan Luapan Kali Ciliwung

Megapolitan
Kisah Endang, Jemaah Haji yang Ditinggal Wafat Istri di Bandara Jeddah

Kisah Endang, Jemaah Haji yang Ditinggal Wafat Istri di Bandara Jeddah

Megapolitan
Banjir di Kebon Pala Surut, Warga Mulai Bersihkan Sisa-sisa Lumpur

Banjir di Kebon Pala Surut, Warga Mulai Bersihkan Sisa-sisa Lumpur

Megapolitan
Wakil Wali Kota Jakut Juaini Yusuf Cari Peruntungan Dagang Hewan Kurban

Wakil Wali Kota Jakut Juaini Yusuf Cari Peruntungan Dagang Hewan Kurban

Megapolitan
Dukung JakPro Beri Pekerjaan Penghuni Kampung Susun Bayam, Anggota DPRD DKI: Warga Perlu Penghasilan

Dukung JakPro Beri Pekerjaan Penghuni Kampung Susun Bayam, Anggota DPRD DKI: Warga Perlu Penghasilan

Megapolitan
JakPro Berjanji Akan Berikan Pekerjaan untuk Warga Kampung Susun Bayam

JakPro Berjanji Akan Berikan Pekerjaan untuk Warga Kampung Susun Bayam

Megapolitan
Sejumlah Sopir Angkot Tanjung Priok Ingin Segera Gabung Jaklingko, Sudinhub Jakut: Belum Ada Kepastian

Sejumlah Sopir Angkot Tanjung Priok Ingin Segera Gabung Jaklingko, Sudinhub Jakut: Belum Ada Kepastian

Megapolitan
Terbentur Anggaran, Angkot Reguler di Jakut Belum Bisa Gabung JakLingko

Terbentur Anggaran, Angkot Reguler di Jakut Belum Bisa Gabung JakLingko

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Minggu 26 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Minggu 26 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
Banjir Rendam Sejumlah Titik di Jakarta Imbas Luapan Kali Ciliwung

Banjir Rendam Sejumlah Titik di Jakarta Imbas Luapan Kali Ciliwung

Megapolitan
1 dari 2 Tersangka Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi 'Deka Reset' Ditangkap

1 dari 2 Tersangka Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi "Deka Reset" Ditangkap

Megapolitan
'Mayor' Terpilih Jadi Maskot Pilkada DKI Jakarta 2024

"Mayor" Terpilih Jadi Maskot Pilkada DKI Jakarta 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com