JAKARTA, KOMPAS.com — Saat ini, banyak layanan bus transjakarta yang dibuka di luar koridor busway, di antaranya layanan yang dibuka ke kota-kota penyangga. Khusus layanan yang dibuka ke kota penyangga, kebanyakan rutenya melintas di jalan tol.
Di jalan tol sendiri, transjakarta tak mempunyai lajur khusus. Kondisi inilah yang terpantau membuat bus-bus transjakarta yang melayani kota penyangga acap kali terjebak kemacetan ketika berbaur dengan kendaraan lainnya.
Seperti yang dipantau Kompas.com, hal itu sering terjadi pada bus transjakarta rute Depok-Cawang yang melintas di Tol Jagorawi. Bus transjakarta Depok-Cawang acap kali terjebak kemacetan di pintu-pintu keluar tol, salah satunya Pintu Tol Cililitan.
Akibatnya, jarak tempuh dari Terminal Depok hingga Halte BKN Cawang bisa mencapai 1,5 jam.
Menanggapi hal tersebut, Direktur Institute for Transportation and Development Policy (ITDP) Indonesia Yoga Adiwinarto mengatakan, transjakarta bisa meniru layanan model bus rapid transit Istanbul, Turki. Di kota tersebut, kata Yoga, tersedia lajur khusus BRT yang posisinya berada di jalan tol.
"Busway dan haltenya di tengah jalan tol dengan full dedicated lane. Ini pun bisa diaplikasikan hingga ke tol Tangerang, Bekasi, dan juga Jagorawi," kata Yoga kepada Kompas.com, Selasa (20/12/2016).
Menurut Yoga, BRT dengan model busway di atas jalan tol seperti yang diterapkan di Istanbul membuatnya masuk lima besar BRT dengan jumlah penumpang terbanyak di dunia.
"Kapasitas angkutnya 18.000 penumpang per jam per arah," ujar Yoga.
Yoga mengatakan, selama ini salah satu penyebab kemacetan di Jakarta adalah banyaknya kendaraan yang masuk dari kota-kota penyangga. Dalam pandangan Yoga, adanya layanan transjakarta ke wilayah tersebut belum cukup signifikan mengurangi jumlah pemakaian mobil pribadi karena belum adanya perbedaan waktu tempuh antara bus dan mobil pribadi.
Karena itu, Yoga yakin adanya busway di atas jalan tol berpotensi mempercepat waktu tempuh. Ia yakin jika waktu tempuh bisa dipersingkat, warga kota penyangga menggunakan kendaraan pribadi akan mau beralih menggunakan bus transjakarta.
Namun, ia menilai perlu komitmen semua pihak untuk merealisasikan wacana tersebut.
"Harus full commitment untuk mengerjakan ini. Bukan hanya dari PT Transjakarta, tapi juga dari Pemprov DKI, Jasa Marga, dan Badan Pengatur Jalan Tol dan Kementerian PU," ucap Yoga.