Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kuasa Hukum Ahok Nilai Kasus Penodaan Agama Politis, Ini Alasannya

Kompas.com - 12/01/2017, 13:11 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kuasa hukum Basuki Tjahaja Purnama, Rian Ernest, telah menyelidiki latar belakang para saksi kasus dugaan penodaan agama.

Kesimpulannya, menurut dia, para saksi bias dan tidak memberi kesaksian secara objektif.

Dalam diskusi di Rumah Lembang, Rian menunjukkan dua video yang sempat diunggah Pedri Kasman di akun Facebook miliknya.

Adapun Pedri merupakan salah satu saksi dalam kasus dugaan penodaan agama. Ia bersaksi dalam kapasitasnya sebagai pihak yang melaporkan Ahok ke polisi.

(Baca juga: Pengacara Ahok Pertanyakan Pernyataan Saksi yang Berbeda di BAP soal Sumber Bukti Pidato Ahok)

Dalam video tersebut, orang yang disebut Rian sebagai Pedri ini menyebut adanya persiapan revolusi Islam.

"Kita simpulkan dari video yang dia unggah, beliau mau melakukan revolusi Islam. Maka beliau bias, beliau tidak setuju dengan konsep non-Muslim bisa memegang jabatan publik," ujar Rian di Rumah Lembang, Menteng, Kamis (12/1/2017).

Untuk saksi Irena Handono, Rian menemukan catatan pribadi Irena yang tertuang dalam sebuah blog.

Dalam catata itu, kata Rian, Irena seolah tidak ikhlas Pancasila menjadi dasar negara Indonesia.

"Apakah orang ini ikhlas dasar negara kita Pancasila? Anda bisa simpulkan sendiri," ujar Rian.

Ia juga sudah menelusuri isi akun Facebook saksi pelapor lainnya, yaitu Willyuddin Abdul Rasyid Dhani.

(Baca juga: Ahok Batal Gugat Pelapor yang Disebutnya Saksi Palsu, Alasannya...)

Dalam status Facebook, kata Rian, Rasyid pernah menyebut ada indikasi penguasa mendapatkan suap dari cukong di belakang Ahok.

Selain itu, Ahok disebut sebagai pion bangsa kafir untuk menjajah Indonesia. Rian mengatakan, latar belakang para saksi itu membuat mereka menjadi saksi yang bias.

Sebab, mereka tidak bisa objektif lagi dalam melihat kasus ini. Rian mengatakan, mereka yang melaporkan Ahok tidak murni tersinggung atas ucapan Ahok.

"Tidak, beliau diduga orang-orang yang tidak ikhlas kalau ada minoritas menempati jabatan publik," ujar Rian.

Kompas TV Sidang Ahok Besok Masih Hadirkan Saksi dari Jaksa
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com