Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasukan Oranye, Dibentuk pada Era Foke atau Ahok?

Kompas.com - 03/03/2017, 20:27 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Jagad dunia maya belakangan diributkan dengan perdebatan mengenai asal usul keberadaan petugas kebersihan di Jakarta yang sering dijuluki "pasukan oranye". Sebagian netizen berpendapat bahwa pasukan oranye dibentuk pada era Gubernur Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Sebagian meyakini pasukan oranye sudah ada sejak zaman Gubernur Fauzi Bowo alias Foke. Kalangan yang terakhir ini bahkan mem-posting gambar-gambar yang memperlihatkan saat Foke tengah bersama sejumlah anggota pasukan oranye. 

Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan DKI Jakarta Isnawa Aji menjelaskan asal usul pasukan oranye. Menurut Isnawa, pasukan oranye pada awalnya adalah julukan yang diberikan untuk petugas harian lepas (PHL) yang ada di Dinas Kebersihan.

Isnawa menyebut keberadaan pasukan ini sendiri sudah ada sejak era 1960-an. Mereka terbagi dalam beberapa unit sesuai bidang tugasnya, dari penyapu jalan, petugas gerobak sampah, hingga sopir truk sampah.

Jessi Carina Pasukan oranye dari Dinas Kebersihan DKI mengikuti apel saber pungli di lapanhan Monas, Kamis (24/11/2016).
"Jadi pasukan oranye itu awalnya (julukan) milik Dinas Kebersihan dari tahun 1960-an," ujar Isnawa kepada Kompas.com, Jumat (3/3/2017).

Isnawa mengatakan, tahun 2013, Ahok yang saat itu masih menjabat sebagai Wakil Gubernur menugaskan Biro Tata Pemerintahan untuk membentuk satuan petugas kebersihan yang ruang lingkup tugasnya ada di wilayah permukiman penduduk, tepatnya di tiap kelurahan.

Karena menjadi instansi yang memang berwenang dalam bidang kebersihan, kajian mengenai pembentukan satuan petugas kebersihan di kelurahan oleh Biro Tata Pemerintahan tak lepas dari berbagai rekomendasi yang diberikan Dinas Kebersihan, termasuk salah satunya mengenai warna seragam.

"Mereka belajar dari Dinas Kebersihan, termasuk kami kasih contoh standar pakaian dan perlengkapan kerja yang warna oranye," ujar Isnawa.

Baca: Pasukan Oranye: Kami Merasa Dihargai dan Dianggap oleh Pak Ahok

Dalam perkembangannya, satuan petugas kebersihan di kelurahan akhirnya dibentuk dan mulai bekerja tahun 2016. Nama satuan petugas yang jumlahnya 70 orang per  kelurahan itu diberi nama petugas penanganan prasarana dan sarana umum (PPSU).

Pada awal pembentukan PPSU, Isnawa menyebut ada sekitar 3.985 PHL Dinas Kebersihan yang dialihtugaskan menjadi PPSU.

Berbeda dengan PHL Dinas Kebersihan yang lebih fokus pada masalah kebersihan, PPSU memiliki tugas lain selain membersihkan selokan di permukiman-permukiman warga. Tugas itu mulai dari menambal jalan berlubang, memperbaiki lampu penerangan, hingga memangkas pohon.

Sementara PHL Dinas Kebersihan tetap pada tugasnya, dari mulai mengangkut sampah hingga membersihkan jalan, sungai, waduk, hingga pantai dan pesisir laut.

"Tapi karena bajunya sama-sama oranye ya kita disebut pasukan oranye, baik PHL dan PPSU. Enggga ada masalah karena kita bekerja untuk  Jakarta yang lebih baik," kata Isnawa.

Kompas TV Pasukan Oranye Bersih-Bersih Usai Doa Bersama
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Megapolitan
Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Megapolitan
Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Megapolitan
Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Megapolitan
Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Megapolitan
Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Megapolitan
Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Megapolitan
Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com