JAKARTA, KOMPAS.com - Jagad dunia maya belakangan diributkan dengan perdebatan mengenai asal usul keberadaan petugas kebersihan di Jakarta yang sering dijuluki "pasukan oranye". Sebagian netizen berpendapat bahwa pasukan oranye dibentuk pada era Gubernur Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Sebagian meyakini pasukan oranye sudah ada sejak zaman Gubernur Fauzi Bowo alias Foke. Kalangan yang terakhir ini bahkan mem-posting gambar-gambar yang memperlihatkan saat Foke tengah bersama sejumlah anggota pasukan oranye.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan DKI Jakarta Isnawa Aji menjelaskan asal usul pasukan oranye. Menurut Isnawa, pasukan oranye pada awalnya adalah julukan yang diberikan untuk petugas harian lepas (PHL) yang ada di Dinas Kebersihan.
Isnawa menyebut keberadaan pasukan ini sendiri sudah ada sejak era 1960-an. Mereka terbagi dalam beberapa unit sesuai bidang tugasnya, dari penyapu jalan, petugas gerobak sampah, hingga sopir truk sampah.
Isnawa mengatakan, tahun 2013, Ahok yang saat itu masih menjabat sebagai Wakil Gubernur menugaskan Biro Tata Pemerintahan untuk membentuk satuan petugas kebersihan yang ruang lingkup tugasnya ada di wilayah permukiman penduduk, tepatnya di tiap kelurahan.
Karena menjadi instansi yang memang berwenang dalam bidang kebersihan, kajian mengenai pembentukan satuan petugas kebersihan di kelurahan oleh Biro Tata Pemerintahan tak lepas dari berbagai rekomendasi yang diberikan Dinas Kebersihan, termasuk salah satunya mengenai warna seragam.
"Mereka belajar dari Dinas Kebersihan, termasuk kami kasih contoh standar pakaian dan perlengkapan kerja yang warna oranye," ujar Isnawa.
Baca: Pasukan Oranye: Kami Merasa Dihargai dan Dianggap oleh Pak Ahok
Dalam perkembangannya, satuan petugas kebersihan di kelurahan akhirnya dibentuk dan mulai bekerja tahun 2016. Nama satuan petugas yang jumlahnya 70 orang per kelurahan itu diberi nama petugas penanganan prasarana dan sarana umum (PPSU).
Pada awal pembentukan PPSU, Isnawa menyebut ada sekitar 3.985 PHL Dinas Kebersihan yang dialihtugaskan menjadi PPSU.
Berbeda dengan PHL Dinas Kebersihan yang lebih fokus pada masalah kebersihan, PPSU memiliki tugas lain selain membersihkan selokan di permukiman-permukiman warga. Tugas itu mulai dari menambal jalan berlubang, memperbaiki lampu penerangan, hingga memangkas pohon.
Sementara PHL Dinas Kebersihan tetap pada tugasnya, dari mulai mengangkut sampah hingga membersihkan jalan, sungai, waduk, hingga pantai dan pesisir laut.
"Tapi karena bajunya sama-sama oranye ya kita disebut pasukan oranye, baik PHL dan PPSU. Enggga ada masalah karena kita bekerja untuk Jakarta yang lebih baik," kata Isnawa.