Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Penetapan Makam Mbah Priok Jadi Cagar Budaya Tidak Politis

Kompas.com - 04/03/2017, 15:34 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengatakan, tidak ada muatan politik saat dirinya menetapkan Makam Mbah Priok di Jakarta Utara menjadi kawasan cagar budaya. Ahok menjelaskan, tindakan itu murni untuk membantu memperbaiki Kompleks Makam Mbah Priok agar semakin baik.

Setiap minggu ada 10.000 sampai 15.000 peziarah, baik lokal maupun mancanegara, yang datang ke Makam Mbah Priok. Namun lahan seluas 3,4 hektar itu belum dimanfaatkan dengan baik.

"Jadi ini nggak ada hubungan dengan politik. Saya datang tidak ada niatan politik," kata Ahok saat mendatangi Makam Mbah Priok di Jakarta Utara, Sabtu (4/3/2017).

Ahok saat ini sedang mengikuti Pilkada DKI sebagai calon gubernur DKI Jakarta.

Ahok mengingatkan agar tidak ada pihak-pihak yang memanfaatkan Makam Mbah Priok untuk kepentingan sendiri. Ahok meyakini, orang-orang yang berniat tidak baik pasti langsung ketahuan.

"Jangan punya agenda yang enggak-enggak, atau menguntungkan diri sendiri. Punya niatan yang tidak baik , orang yang menguntungkan diri sendiri pasti langsung kelihatan. Jangan main-main dengan kuasa Ilahi," ujar Ahok.

Ahok sebelumnya mengatakan ada mantan pejabat di DKI yang mengingatkan dia untuk tidak menjadikan Makam Mbah Priok sebagai cagar budaya. Ahok menilai peringatan itu memiliki motif ekonomi. 

Ahok menolak mentah-mentah peringatan itu. Pada 3 Maret 2017, Ahok resmi menetapkan Makam Mbah Priok sebagai cagar budaya sesuai dengan Keputusan Gubernur DKI Nomor 438 Tahun 2017.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com