Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasasi Ditolak MA, Perwakilan Warga Kampung Pulo Kecewa

Kompas.com - 07/03/2017, 22:03 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mahkamah Agung menolak kasasi warga Kampung Pulo atas gugatan terhadap surat peringatan (SP) III yang dikeluarkan Satpol PP Jakarta Timur terkait penertiban untuk normalisasi Sungai Ciliwung.

Menanggapi hal itu, Ketua Komunitas Ciliwung Merdeka, Sandyawan Sumardi, pihak yang mendampingi warga Kampung Pulo, menyatakan kecewa dengan putusan MA tersebut.

"Ini kan ada enam lawyer di sini yang menangani itu. Mereka akan terus naik jadi ini belum inkracht karena mereka akan terus naik banding, bahkan akan ditemukam novum baru," kata Sandyawan saat dihubungi Kompas.com, Selasa (7/3/2017) malam.

Sandyawan menilai, penggusuran di Kampung Pulo menabrak hukum. Dia mempertanyakan dalih pemerintah yang menyebut warga Kampung Pulo menduduki tanah negara.

"Emang ada istilah tanah negara. Tanah negara itu bukan istilah yang aneh dalam konstruksi hukum sekarang? Semua tanah itu (memang) dikuasai oleh negara menurut Pasal 33 Undang-Undang Dasar," ujar Sandyawan.

(Baca: MA Tolak Kasasi Penggusuran yang Diajukan Warga Kampung Pulo)

Namun, lanjut dia, baik orang ataupun Pemprov DKI, jika menyatakan memiliki tanah, menurut dia sama-sama harus menunjukkan surat bukti kepemilikan tanah. 

"Nah di Kampung Pulo itu kami sudah mendata semua bahwa itu lengkap data kepemilikan itu (dan) pernah diberikan ke Gubernur DKI pada 24 juli 2015," ujar Sandyawan.

Sandyawan mengaku belum menerima salinan putusan MA tersebut dan baru mengetahuinya dari membaca di media massa. Dia menyatakan akan segera menentukan langkah selanjutnya.

"Kita lihat saja nanti," ujar Sandyawan.

Kompas TV Warga Kampung Pulo, dari Bantaran Kali ke Rusun
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Megapolitan
Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com