JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah warga penghuni rumah susun sederhana sewa (rusunawa) Jatinegara Barat, Jakarta Timur, mengeluh karena banyak tetangganya yang masih punya rumah di Kampung Pulo.
Kampung Pulo adalah permukiman di bantaran Ciliwung yang menjadi lokasi tempat tinggal yang lama para penghuni Rusunawa Jatinegara Barat.
Seorang penghuni rusun Jatinegara Barat, Hasanuddin (56), mengatakan sedikitnya ada tiga orang di deretan bloknya yang dia sebut masih punya rumah di Kampung Pulo. Karena unit rusun tak bisa disewakan ke orang lain, Hasanuddin menyebut para tetangganya itu memilih tinggal di rusun sedangkan rumah di Kampung Pulo dikontrakkan ke orang lain.
"Di sini mereka dapat, yang di sana enggak kegusur. Rumah yang di sana dikontrakin ke orang," kata Hasanuddin, saat ditemui Kompas.com di Rusunawa Jatinegara Barat, Senin (20/2/2017) lalu.
(Baca: Penghuni Rusun Jatinegara Barat yang Tunggak Sewa Tak Akan Diusir)
Hasanuddin merasa sakit hati dengan kondisi tersebut. Karena dia merupakan salah satu warga yang rumahnya digusur habis di bantaran Ciliwung.
Akibat kondisi tersebut, dia mengaku menjadi tidak akur dengan para tetangganya itu. Menurut Hasanuddin, rumah dia sebelumnya terdiri tiga lantai. Selama menghuni rumah tersebut bersama keluarganya, Hasanuddin mengaku sudah menghabiskan biaya pembangunan hingga sekitar Rp 1 miliar.
"Tiba-tiba digusur gitu aja enggak ada ganti rugi. Dapat (unit rusun) yang kecil. Disamain ama yang rumahnya enggak kegusur. Sakit hati saya! Enggak ada adil-adilnya! Kalau menurut saya Pancasila udah enggak ada," ujar ayah tiga anak tersebut.
Warga Rusunawa Jatinegara Barat lainnya, Oninbey (73), turut mengeluhkan hal serupa. Dia menyebut ada sekitar dua tetangga di deretan bloknya yang masih punya rumah di Kampung Pulo.
Dengan ketus, dia berujar tipe-tipe warga seperti tetangganya itulah yang selalu mengaku bahagia saat ditanya mengenai kehidupan setelah dipindah ke rusun.
"Mereka kalau ditanya wartawan ya pasti bakal bilang senang (tinggal di rusun). Di sini dapat, di sana enggak kegusur. Sama, yang sebelumnya enggak punya rumah (di Kampung Pulo) juga pasti bakal bilang senang dipindah ke sini," ujar Oninbey.
(Baca: Pelatihan untuk Penghuni Rusun Jatinegara Barat Tidak Semuanya Diminati)
Penghuni lain di rusun tersebut, Suhanin (67), meminta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengubah kebijakan tersebut. Dia menilai ketimbang dihuni oleh warga yang masih punya rumah di Kampung Pulo, lebih baik apabila unit hunian di Rusunawa Jatinegara Barat diberikan kepada keluarga yang kini masih menumpang di unit rusun milik orang lain.
Suhanin menyebut saat ini banyak keluarga-keluarga muda yang masih menumpang di unit rusun milik orang tuanya. Suhanin menyebut hal itu terjadi karena tiap unit hunian dibagikan per rumah, bukan per kepala keluarga.
Padahal, kata Suhanin, dulunya banyak rumah-rumah di Kampung Pulo yang merupakan bangunan dua lantai dan dihuni lebih dari satu keluarga. Biasanya keluarga yang menghuni adalah keluarga dari pemilik rumah dan keluarga anak-anaknya yang sudah menikah.