Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPU DKI Minta Tim Paslon Cagub-Cawagub Kawal Daftar Pemilih Tetap

Kompas.com - 14/03/2017, 19:44 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisioner KPU DKI Jakarta Bidang Pemutakhiran Data Pemilih Moch Sidik meminta tim kampanye pasangan cagub-cawagub DKI Jakarta untuk mengawal penyusunan daftar pemilih tetap (DPT) pada putaran kedua Pilkada DKI 2017.

KPU DKI Jakarta meminta tim kampanye pasangan calon untuk memberi masukan jika menemukan ada potensi kesalahan data.

"Kami terbuka saja, kawal saja, mau di 267 kelurahan, dipelototi juga enggak apa-apa. Yang penting jangan nanti dia (tim kampanye) teriak di akhir bahwa ada penggelembungan, ada kecurangan, dibuka saja. Kalo data kami ada yang bermasalah, dikritik saja," kata Sidik di Kantor KPU DKI, Jalan Salemba Raya, Jakarta Pusat, Selasa (14/3/2017).

Sidik mengatakan, KPU DKI tidak akan mengklaim daftar pemilih pada putaran kedua sempurna. Sebab, bisa saja ada kesalahan data yang dimasukan panitia pemungutan suara (PPS).

Karena itu, pada saat daftar pemilih sementara (DPS) diumumkan pada 22-28 Maret 2017, dia meminta tim pasangan calon maupun warga memberikan masukan dan tanggapan.

"Silakan saja tim paslon dua, tiga, kan kami mau perbaiki. Kalo tidak dikritik, tidak diberi masukan, tidak ditanggapi, akhirnya saya bilang jadi bom waktu," kata dia.

Saat rekapitulasi DPS di tingkat kelurahan pada Rabu besok, KPU DKI Jakarta meminta tim kampanye kedua pasangan calon untuk mengirimkan timnya mengawal proses rekapitulasi tersebut.

"Kami juga minta tim paslon ngirim orangnya. Jadi, ada 267 tim kampanye yang mengawal dalam rekap. Dan harus pintar tim kampanyenya, harus paham, jangan iya iya aja," kata Sidik.

Jika tim kampanye di tingkat bawah tidak memahami regulasi dan tidak mengkritik daftar pemilih sejak dini, persoalan akan terus terjadi hingga tingkat atas.

"Nanti (kalau ada masalah) yang atasnya baru teriak. Kami minta yang paham, kalau ada persoalan data pemilih di bawah, belum masuk dan sebagainya, silakan saja. Kita kritik, perbaiki, ini kan masih terbuka," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Megapolitan
Asesmen Diterima, Polisi Kirim Chandrika Chika Cs ke Lido untuk Direhabilitasi

Asesmen Diterima, Polisi Kirim Chandrika Chika Cs ke Lido untuk Direhabilitasi

Megapolitan
Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Megapolitan
Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Megapolitan
Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Megapolitan
Heru Budi Harap 'Groundbreaking' MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Heru Budi Harap "Groundbreaking" MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Megapolitan
Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com