Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tarif Murah Taksi "Online" Diprediksi Tak Bertahan Lama

Kompas.com - 25/03/2017, 12:57 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pakar Kebijakan Publik dari Universitas Indonesia Harryadin Mahardika memprediksi akan ada masa perusahaan penyedia taksi online menaikkan tarif mereka dari tarif yanh ada saat ini.

Harryadin mengatakan, adapun alasan tarif taksi online yang masih terjangkau karena saat ini perusahaan taksi online sedang membangun basis konsumen di sejumlah wilayah yang dirasa memiliki manfaat strategis dari segi bisnis.

Jika target basis konsumen telah tercapai, bisa jadi pemilik perusahaan akan membuka diri terhadap investasi. Hal itu membuat kebijakan juga akan berubah.

Ada kemungkinan, kata Harryadin, investor yang baru meminta perusahaan untuk fokus untuk mendapatkan keuntungan.

Harryadin menilai, saat ini perusahaan taksi online berusaha memperluas basis konsumen dengan memberikan subsidi yang cukup besar yang membuat mereka harus menanggung kerugian dalam jangka pendek.

"Murahnya akan bergeser ketika perusahaan pindah dari rugi ke mendapatkan revenue. Dia akan ubah struktur tarifnya," ujar Harryadin dalam diskusi publik "Kisruh Taksi Online" di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (25/3/2017).

Harryadin mengatakan, perusahaan menunggu ketergantungan masyarakat terhadap kehadiran taksi online. Ketika ketergantungan terjadi, konsumen akan pasrah jika tarif tersebut dinaikkan.

Alasan lain adanya kenaikan tarif ialah dari "driver taksi online". Driver dinilai akan menuntut agar gaji mereka dinaikkan. Tambahan beban gaji akan membuat perusahaan menggenjot pemasukan dari kenaikan tarif.

"Driver juga mereka ada kenaikan pendapatan, jangan sampai driver dieksploitasi. Di Amerika sudah ada protes agar ada kenaikan supaya pendapatan mereka mencukupi," ujar Harryadin.

Kementerian Perhubungan melakukan revisi Peraturan Menteri (PM) 32 Tahun 2016 tentang Penyelenggara Angkutan Orang dengan Kendaraan Bermotor Umum Tidak dalam Trayek. Revisi ini diharapkan bisa meredam konflik yang terjadi antara angkutan konvensional dan transportasi berbasis online.

Kompas TV Laba Taksi Konvensional Terus Melambat
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Megapolitan
Hadiri 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Hadiri "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Megapolitan
Pakai Caping Saat Aksi 'May Day', Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi "May Day", Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com