Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jumlah DPT Putaran Kedua di Jaktim Berkurang, tapi TPS Bertambah

Kompas.com - 05/04/2017, 15:58 WIB
Nursita Sari

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Komisi Pemilihan Umum Jakarta Timur menetapkan jumlah daftar pemilih tetap (DPT) putaran kedua Pilkada DKI Jakarta 2017 sebanyak 2.025.157 pemilih pada Selasa (4/4/2017) malam.

Jumlah tempat pemilihan suara (TPS) yang akan didirikan pada hari pemungutan suara 19 April 2017 yakni 3.698 TPS.

Bila dibandingkan dengan daftar pemilih sementara (DPS) putaran kedua yang ditetapkan pada 19 Maret 2017, jumlah tersebut berkurang 18.064 pemilih karena DPS mencapai 2.043.221 pemilih.

Namun, jumlah TPS bertambah empat dari 3.694 TPS pada saat DPS putaran kedua ditetapkan.

Ketua KPU Jakarta Timur, Nurdin mengatakan, berkurangnya jumlah pemilih tidak selalu berbanding lurus dengan berkurangnya jumlah TPS.

"Enggak bisa kami pukul rata karena ada penurunan pemilih terus kemudian TPS-nya berkurang. Misalnya di satu TPS banyak yang terhapus, tapi di TPS lain nambah yang melebihi 800 sehingga harus dipecah dua," ujar Nurdin, saat dihubungi Kompas.com, Rabu (5/4/2017).

Nurdin mengatakan, penambahan TPS terjadi di Kelurahan Kayu Putih, Rusun Pinus Elok, Kelurahan Pekayon, dan Kelurahan Munjul.

Penambahan TPS di Kelurahan Kayu Putih terjadi karena banyaknya pemilih tambahan (DPTb) di salah satu TPS pada putaran pertama yang tidak masuk ke dalam DPT.

Sementara itu, jumlah DPT di TPS tersebut pun tinggi. Oleh karena itu, KPU Jakarta Timur menambah TPS.

Kemudian, penambahan TPS di Rusun Pinus Elok juga terjadi karena banyaknya pemilih DPTb. Pemilih-pemilih itu tidak mungkin disebar ke TPS di luar rusun karena lokasi yang jauh. Mulanya, TPS di sana hanya ada satu.

"Karena posisi rusun kan jauh, di luar perkampungan, enggak mungkin kami sebar di TPS sebelah, makanya kami bikin dua," kata dia.

(baca: DPT Ditetapkan, Pemilih di Jakut Bertambah, di Jaksel Berkurang)

Sama seperti di Rusun Pinus Elok, penambahan TPS di Kelurahan Pekayon juga dilakukan karena lokasi TPS yang jauh. Di salah satu RW di sana mulanya ada dua TPS. Namun, jumlah pemilih DPT dan DPTb di salah satu TPS tinggi, melebihi kuota maksimal 800 pemilih per TPS.

Nurdin mengatakan, KPU Jakarta Timur tidak bisa mengalihkan pemilih di TPS tersebut ke TPS lainnya di RW tersebut karena lokasi yang jauh. Oleh karena itu, KPU Jakarta Timur menambah satu TPS di sana.

"Kalau kami sebar ke TPS satunya, posisinya jauh, harus nyeberang kali dan lewat jalan raya. Di situ ada tembok pabrik yang tidak memungkinkan untuk digabung TPS-nya sehingga harus dipecah dua yang lebih itu," ucap Nurdin.

(baca: DPT Putaran Kedua Pilkada di Kepulauan Seribu Lebih Sedikit dari DPS )

Meskipun jumlah DPT putaran kedua berkurang dibandingkan DPS putaran kedua, namun jumlah DPT putaran kedua bertambah dibandingkan dengan DPT putaran pertama.

Jumlah DPT putaran pertama di Jakarta Timur sebanyak 2.006.397 pemilih dengan TPS sebanyak 3.690. Batas maksimal 800 pemilih DPT dalam satu TPS diatur dalam Pasal 12 ayat 1 Peraturan KPU Nomor 14 Tahun 2016 tentang Pemungutan dan Penghitungan Suara.

Pasal 12 ayat 2 PKPU tersebut juga mengatur bahwa pendirian TPS tidak menggabungkan kelurahan pemilih, harus memudahkan pemilih, hingga memerhatikan jarak tempuh menuju TPS.

Kompas TV KPUD: Warga DKI Harus Daftar ke Kelurahan Terdekat Hari Ini
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com