Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dengan Adanya Qlue, PMKS di Jakarta Timur Dinilai Dapat Berkurang

Kompas.com - 05/04/2017, 17:28 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Aplikasi Qlue dinilai mampu mengurangi jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) di Jakarta Timur.

Kepala Seksi Rehabilitasi Sosial Sudin Sosial Kota Jakarta Timur Haryanto mengatakan, sejak adanya Qlue, banyak warga yang melaporkan soal PMKS.

Dari laporan itu, pihak Sudin Sosial Jakarta Timur melakukan penjaringan PMKS sehingga jumlahnya kini berkurang.

"Waktu ada Qlue itu gencar. Akhirnya lama-lama sekarang sudah menurun," kata Haryanto, saat ditemui Kompas.com, di Kantor Sudin Sosial, Jakarta Timur, Rabu (5/4/2017).

(Baca juga: Panti Sosial Kedoya Siap Jemput PMKS yang Dilaporkan Warga)

Sebelum ada Qlue, bisa 20-30 orang PMKS terjaring razia setiap bulan. Sekarang, kata dia, hanya 5 PMKS yang terjaring setiap bulan di Jakarta Timur.

"Dengan Qlue akhirnya bagus sekali efektif," ujar Haryanto.

Menurut Haryanto, titik rawan PMKS di Jakarta Timur berada di lampu merah PGC, lampu merah Pramuka, dan di Kampung Melayu.

Ada total 7 pos di Jakarta Timur yang dijaga secara bergantian oleh petugas dalam dua shift. Wilayah yang dipantau sekitar 500 meter dari pos.

Haryanto mengatakan, PMKS yang paling sering terjaring ialah pengamen. Namun, kata dia, pengamen kerap kembali ke jalan setelah dijaring.

"Yang kita tangkap biasanya orang-orang itu juga," ujar Haryanto.

Untuk membuat efek jera, pihaknya bekerja sama dengan pihak panti untuk menginapkan mereka yang terjaring selama tiga pekan. Di sana, PMKS akan dibina, diberi pemahaman, dan kegiatan rohani.

"Bagi yang punya rumah di kampung, ya kita pulangkan ke daerah asalnya," ujar Haryanto.

(Baca juga: Panti Sosial Kedoya Siap Jemput PMKS yang Dilaporkan Warga)

Untuk PMKS dari luar Jakarta, akan diberi pemahaman agar tidak lagi kembali ke Ibu Kota.

Sebab, mereka yang kurang beruntung dan tidak dilengkapi keterampilan, keahlian, dan kepandaian akan sulit mengadu nasib di Ibu Kota.

"Kalau mengadu nasib ke Jakarta dalam keadaan yang tidak beruntung ya begitulah. Kalau larinya ke tindak kriminal, bisa menyusahkan masyarakat," ujar Haryanto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Pecat Ketua RW di Kalideres, Lurah Sebut karena Suka Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin

Pecat Ketua RW di Kalideres, Lurah Sebut karena Suka Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com