Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Akui Tidak Perhatikan Unsur Sosial Saat Relokasi Warga ke Rusun

Kompas.com - 12/04/2017, 23:14 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon gubernur DKI Jakarta nomor pemilihan dua, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), mengakui bahwa ia tidak memperhatikan unsur sosial saat merelokasi warga terdampak penggusuran ke rumah susun sederhana sewa.

Dalam debat pilkada yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum pada Rabu (12/4/2017), seorang anggota Komunitas Rumah Susun dan Toilet untuk Semua Warga sempat membacarkan surat dari warga penghuni Rusunawa Jatinegara Barat yang mengeluhkan penderitaan ekonomi dan mental yang dialaminya sejak direlokasi.

"Kami tinggal di rusun yang sering bocor. Padahal kami harus menanggaung beban biaya bulanan terus menerus," bunyi surat yang dibacakan oleh Sukarto.

(Baca juga: Adu Argumen Ahok dan Anies soal Masalah Anak Putus Sekolah )

Menjawab hal itu, Ahok menyatakan adanya kondisi rusun seperti yang dikeluhkan ini merupakan akibat dari tidak beresnya kontraktor yang ditunjuk.

Karena itu, kata Ahok, saat ini pihaknya benar-benar menyeleksi kontraktor yang ikut dalam lelang proyek rusun.

Selain itu, Ahok menyatakan, biaya yang dibayar oleh penghuni setiap bulannya bukanlah ongkos sewa, melainkan konstribusi pemeliharaan lingkungan.

Dari penelitian yang dilakukan, Ahok menyebut, dari keseluruhan warga penghuni rusun yang tidak membayar sewa, hanya 30 persen yang tidak membayar karena tidak mampu. Sementara itu, yang lainnya tidak membayar karena tidak mau.

"Tapi itu pun kami subsidi 80 persen. Yang tidak mampu dibayarkan lewat Bazis dan dana operaional saya," kata Ahok.

Ahok mengakui ada interaksi antar-tetangga yang hilang setelah warga korban gusuran dipindah ke rusun.

Ia mencontohkan kebiasaan warga berbagi kebutuhan pokok selama masih tinggal di tempat tinggal yang lama.

"Diakui ada unsur sosial yang tidak kami perhatikan waktu itu," kata Ahok.

(Baca juga: Ahok Cecar Anies soal Rencana Pembatalan Reklamasi Teluk Jakarta)

Menurut Ahok, saat ini pihaknya mulai berpikir untuk membongkar pagar Rusunawa Jatinegara agar halaman rusun bisa digunakan untuk lahan kios berdagang.

"Jadi ke depan semua kios dagangnya di pinggir jalan sehingga mobil yang lewat bisa mampir. Ada kesalahan desain masa lalu yang akan terus kami perbaiki," kata Ahok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com