Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata Pengendara soal Penerapan Parkir Meter di Jakarta

Kompas.com - 03/05/2017, 17:51 WIB
Dea Andriani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Para pengendara yang memarkirkan kendaraannya di Jalan Sabang, mengaku senang dan mendukung adanya penerapan sistem parkir meter. Darno (42) merupakan salah satu pengendara mobil yang parkir di Jalan Sabang.

Ia mendukung penerapan sistem parkir meter dibandingkan parkir biasa karena selain lebih aman, ia merasa akan menguntungkan bagi kas Pemprov DKI. Selain itu juga dengan adanya penerapan tarif, membuat sistem parkir yang ada menjadi lebih terukur dan sistematis.

"Dulu (pengendara) bisa parkir, itu kan masuknya lahan pemerintah tapi yang narik duitnya preman. Itu kan enggak bener, sekarang (dengan parkir meter) udah jelas enggak ada penyelewengan dana,” ujar Darno kepada Kompas.com, Kamis (2/5/2017).

Adapun tarif yang dikenakan adalah per satu jam pertama dan berlaku akumulatif pada jam berikutnya, dengan rincian, untuk mobil sebesar Rp 5.000, untuk motor sebesar Rp 2.000, sedangkan untuk bus/truk sebesar Rp 8.000.

Dengan penerapan tarif tersebut Darno mengaku tidak merasa keberatan, karena yang ia dapatkan sebanding dengan biaya yang ia bayarkan.

"Kita (pengendara) juga yang butuh (parkir) kok, lebih aman juga (pakai parkir meter) jadi ya seimbang lah (dengan tarif). Daripada parkir pinggir jalan enggak aman bisa kesenggol atau apa,” ujar Darno.

Sependapat dengan Darno, Faizal (31) pengendara mobil lainnya juga mengatakan pemberlakuan parkir meter ini lebih aman dan teratur dibandingkan parkir biasa. Hanya saja ada beberapa hal yang perlu ditingkatkan, seperti penyediaan lahan parkir yang lebih memadai.

"Enggak enak banget (parkir mobil) naik trotoar gini, mungkin ke depannya lebih diperhatikan kawasan parkirnya. Tapi sih selama ini enggak terlalu masalah, karena lebih aman dan praktis juga," ujar Faizal.

Menurut dia penerapan sistem bayar melalui uang elektronik (e-money) juga mempermudah pengendara. Sebelumnya pembayaran parkir meter ini sempat diberlakukan dengan menggunakan uang koin.

Namun kini terdapat enam produk bank yang digunakan untuk transaksi e-money, yakni, BCA Flazz, BNI Tapcash, BRI Brizzi, Bank Mandiri E-money, Bank Mega Megacard, dan Bank DKI Jakcard.

"Sekarang (parkir meter) lebih efektif soalnya pake kartu (e-money), dulu kan sempet pake koin itu lebih ribet," lanjutnya.

Selain untuk kendaraan roda empat, parkir meter ini pun diterapkan pada pengendara roda dua. Iwan (27) merupakan salah satu pengendara motor yang setiap harinya parkir di sekitaran ruas Jalan Sabang. Ia merasa penerapan parkir meter lebih menguntungkan.

"Enggak (keberatan) lah (dengan parkir meter) kan lebih aman juga. Enggak ditipu-tipu lagi parkirnya sekarang, biasa bisa diketok kan," ujar Iwan.

Sebelum ada parkir meter, Iwan mengatakan biasanya membayar biaya parkir lebih murah. Kendati demikian, ia tetap lebih memilih untuk bayar dengan menggunakan parkir meter.

Baca: Saat Sandiaga Melirik Sistem "Online" untuk Gantikan Parkir Meter

Hal tersebut karena ia bisa mendapatkan karcis bukti pembayaran, sehingga ia merasa lebih aman untuk memarkirkan motornya.

"Mendingan ini (parkir meter) meskipun lebih mahal sih, karena lebih tenang ninggalin motornya karena sekarang ada bukti jelas kalau ada apa-apa," jelas Iwan.

Meskipun begitu, hingga kini masih jarang pengendara yang membayar parkir meter sendiri. Hampir lebih dari dua tahun, para pengendara masih mengandalkan petugas parkir setempat untuk membayar biaya parkir.

Baca: "Enggak Pernah Bayar Parkir Meter Sendiri, soalnya Ada Petugas yang Bantu"

Kompas TV Terkait beredar kabar, lahan parkir dikuasai preman dan 5 mesin parkir meter hilang,

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Megapolitan
Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Megapolitan
Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Megapolitan
Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Megapolitan
Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Megapolitan
Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Megapolitan
Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Megapolitan
Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Pernah Mengaku Capek Terlibat Narkoba, Rio Reifan Ditangkap Lagi Usai 2 Bulan Bebas Penjara

Pernah Mengaku Capek Terlibat Narkoba, Rio Reifan Ditangkap Lagi Usai 2 Bulan Bebas Penjara

Megapolitan
Senior Aniaya Siswa STIP hingga Tewas, 5 Kali Pukul Bagian Ulu Hati

Senior Aniaya Siswa STIP hingga Tewas, 5 Kali Pukul Bagian Ulu Hati

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com