Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendukung Ahok yang Kumpulkan Data KTP Tak Hanya dari Jakarta

Kompas.com - 14/05/2017, 15:16 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Massa pendukung Gubernur non-aktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang ikut mengumpulkan data KTP di Balai Kota DKI Jakarta pada Minggu (14/5/2017) hari ini, tidak hanya mereka yang memiliki KTP DKI Jakarta.

Ada juga yang ber-KTP dari luar daerah, bahkan luar Pulau Jawa. Pantauan Kompas.com dari data KTP yang terkumpul, terlihat ada data penyumbang data KTP yang berasal dari Sulawesi Utara, Bali, dan Jawa Timur.

Salah seorang yang berasal dari Jawa Timur diketahui bernama Shanty (35). Saat ditemui, Shanty mengatakan meski masih ber-KTP Jawa Timur, dirinya sudah menetap beberapa tahun di Jakarta.

Ia mengaku sengaja datang ke Balai Kota bersama teman-temannya khusus untuk menyumbangkan data KTP sebagai simbol dukungan untuk Ahok.

"Kita kan enggak bisa berbua apa-apa buat melawan hukum. Jadi ya ini yang cuma saya bisa lakukan supaya Pak Ahok bisa bebas," kata Shanty.

Baca: Minggu Pagi, Massa Pendukung Ahok Galang Pengumpulan Data KTP

Aksi pengumpulan data KTP dilakukan bertujuan untuk meminta penangguhan penahanan terhadap Ahok yang awal pekan ini mulai ditahan pasca divonis dua tahun penjara akibat didakwa menodai agama.

Siska, salah seorang yang tampak tengah melayani warga yang mengumpulan KTP, mengatakan, pengumpulan data KTP dilakukan dari pukul 07.00-14.00. Menurut Siska, ada 1.200 data KTP yang masuk pada hari ini.

"Perkiraan saya hari ini sudah masuk 1.200 KTP yang sudah kita kumpulkan. Ada yang dari Manado, Jawa, dan Bali," kata dia.

Kelompok yang menggelar aksi pengumpulan data KTP tampak menyediakan dua meja di teras Balai Kota. Meja digunakan untuk melayani warga yang ingin menyerahkan data KTP-nya. Data KTP diserahkan melalui fotocopy KTP.

Terlihat ada satu unit mesin printer di atas meja yang dapat digunakan untuk memfotocopy KTP warga. Setiap warga yang menyerahkan data KTP diminta untuk mengisi daftar nama.

Baca: Pendukung Ahok Diminta Menahan Diri dan Hormati Putusan Pengadilan

Setelah itu, mereka diminta untuk menandatangi salinan surat pernyataan permohonan penangguhan penahanan atau pengalihan status penahanan Ahok yang ditujukan ke Ketua Pengadilan Tinggi DKI Jakarta.

Setiap surat salinan yang ditandatangani juga dilengkapi materai Rp 6.000 yang juga sudah disediakan oleh kelompok yang menggelar aksi. Menurut Siska, data KTP yang nantinya terkumpul akan dibawa oleh tim pengacara Ahok ke Pengadilan Tinggi.

"Kita bakal serahkan KTP ini ke Pengadilan Tinggi. Kita tahu semua pak Ahok tidak layak untuk ditahan jadi kita mengumpulkan KTP," kata Siska.

Kompas TV Walau Libur, Simpatisan Ahok Lanjut Datangi Pengadilan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Megapolitan
Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Megapolitan
Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas 'Bodong', Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas "Bodong", Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

Megapolitan
Pelanggan Minimarket: Ada atau Enggak Ada Jukir, Tak Bisa Jamin Kendaraan Aman

Pelanggan Minimarket: Ada atau Enggak Ada Jukir, Tak Bisa Jamin Kendaraan Aman

Megapolitan
4 Bocah Laki-laki di Cengkareng Dilecehkan Seorang Pria di Area Masjid

4 Bocah Laki-laki di Cengkareng Dilecehkan Seorang Pria di Area Masjid

Megapolitan
KPU DKI Bakal 'Jemput Bola' untuk Tutupi Kekurangan Anggota PPS di Pilkada 2024

KPU DKI Bakal "Jemput Bola" untuk Tutupi Kekurangan Anggota PPS di Pilkada 2024

Megapolitan
Sudirman Said Bakal Maju Jadi Cagub Independen Pilkada DKI, Berpasangan dengan Abdullah Mansuri

Sudirman Said Bakal Maju Jadi Cagub Independen Pilkada DKI, Berpasangan dengan Abdullah Mansuri

Megapolitan
Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Sempat Masuk ke Rumah Korban

Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Sempat Masuk ke Rumah Korban

Megapolitan
Kondisi Terkini TKP Pengendara Motor Tewas Ditabrak Angkot, Lalu Lintas Berjalan Normal

Kondisi Terkini TKP Pengendara Motor Tewas Ditabrak Angkot, Lalu Lintas Berjalan Normal

Megapolitan
KPU DKI Jakarta Terima Konsultasi 3 Bacagub Jalur Independen, Siapa Saja?

KPU DKI Jakarta Terima Konsultasi 3 Bacagub Jalur Independen, Siapa Saja?

Megapolitan
Bakal Maju di Pilkada Depok, Imam Budi Hartono Klaim Punya Elektabilitas Besar

Bakal Maju di Pilkada Depok, Imam Budi Hartono Klaim Punya Elektabilitas Besar

Megapolitan
Seorang Pria Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar

Seorang Pria Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com