Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Di Sana Suami Saya Babak Belur, Saya Enggak Sanggup Lihat Wajahnya"

Kompas.com - 28/05/2017, 16:29 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang wanita yang merupakan istri dari salah satu terduga korban penyiksaan oleh polisi menangis saat menceritakan kejadian yang dialaminya. Ia adalah Zulia (27), istri dari Aris (33).

Adapun Aris merupakan satu dari tiga orang warga Tangerang yang mengaku disiksa dan dipaksa penyidik kepolisian di Polda Metro Jaya untuk mengaku sebagai pelaku pencurian motor yang terjadi pada Juni 2016.

Dua orang lainnya adalah Herianto (21) dan Bihin (39). Zulia menangis saar menceritakan ketika ia pertama kali menjenguk suaminya di tahanan Mapolda Metro Jaya pada 11 April 2017.

(Baca juga: Tiga Orang Mengaku Disiksa Polisi agar Mengaku Pelaku Curanmor)

Aris beserta Herianto dan Bihin diketahui ditangkap pada 7 April 2017. "Kami melihat di sana dia sudah babak belur. Saya enggak sanggup lagi melihat wajahnya," ucap Zulia saat ditemui di Kantor LBH Jakarta, Minggu (28/5/2017).

Zulia mengatakan, saat itu banyak luka yang terlihat di tubuh Aris, mulai dari kepala hingga tangan.

Berdasarkan keterangan Aris, kata Zulia, sang suami disiksa oleh polisi, dari mulai pemukulan jempol kaki dengan palu hingga pemukulan kepala dengan pistol.

"Dia diancam mau ditembak. Suami saya (bilang) 'Kalau memang salah, silakan tembak, Pak", tetapi polisinya tidak mau tembak kepala suami saya," kata Zulia sambil menyeka air matanya.

Dalam kesehariannya, Aris berprofesi sebagai sopir bus kota. Demikian pula dengan Bihin. Sementara itu, Herianto berprofesi sebagai montir.

Ketiganya sama-sama berasal dari Palembang, Sumatera Selatan. Ketiganya saat ini mendekam di tahanan Mapolda Metro Jaya pasca-ditetapkan sebagai tersangka kasus curanmor yang terjadi pada Juni 2016.

(Baca juga: Mengaku Disiksa Polisi, Warga Aceh Barat Mengadu ke LBH)

Karena tak merasa bersalah dan tidak terima atas serangkaian penyiksaan yang dialami, ketiganya mengajukan gugatan pra-peradilan yang sidang pertamanya akan dilaksanakan pada Senin (29/5/2017) besok dengan agenda pembacaan permohonan praperadilan.

"Kami orang kecil hanya ingin minta keadilan," ucap Zulia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemulung yang Tewas di Gubuk Lenteng Agung Menderita Penyakit Gatal Menahun

Pemulung yang Tewas di Gubuk Lenteng Agung Menderita Penyakit Gatal Menahun

Megapolitan
Polisi Ungkap Percakapan soal Hubungan Terlarang Pelaku dan Perempuan Dalam Koper Sebelum Pembunuhan

Polisi Ungkap Percakapan soal Hubungan Terlarang Pelaku dan Perempuan Dalam Koper Sebelum Pembunuhan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Kembali ke Kantor Usai Buang Jasad Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Kembali ke Kantor Usai Buang Jasad Korban

Megapolitan
Pemkot Depok Akan Bebaskan Lahan Terdampak Banjir di Cipayung

Pemkot Depok Akan Bebaskan Lahan Terdampak Banjir di Cipayung

Megapolitan
Polisi Buru Maling Kotak Amal Mushala Al-Hidayah di Sunter Jakarta Utara

Polisi Buru Maling Kotak Amal Mushala Al-Hidayah di Sunter Jakarta Utara

Megapolitan
Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Megapolitan
Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Megapolitan
'Update' Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

"Update" Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

Megapolitan
Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Megapolitan
Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Megapolitan
Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Megapolitan
Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Megapolitan
Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin 'Jogging Track'

Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin "Jogging Track"

Megapolitan
Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com