Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Remaja Jadi Anggota Geng Motor karena Kurang Perhatian Keluarga"

Kompas.com - 14/06/2017, 06:32 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

DEPOK, KOMPAS.com - Dari hipnoterapi yang dilakukan terhadap para anggota geng motor yang terlibat kekerasan jalanan, diperoleh hasil bahwa mereka adalah para remaja yang kurang kasih sayang dan perhatian dari keluarganya.

Hasil itu berdasarkan wawancara yang dilakukan salah seorang praktisi hipnoterapi, Yulianti Wijoyo, terhadap salah seorang anggota geng motor, K (18), yang ditangkap belum lama ini di wilayah Depok.

(Baca juga: Terjatuh dan Ditertawai Saat "Freestyle", Geng Motor Serang Warga)

Menurut Yulianti, K mengaku bahwa ia ingin terlihat eksis dan mendapat perhatian. K tidak mendapatkan hal itu saat berada di rumah.

"Perlu untuk mengeksistensikan diri agar terlihat keren. Itu biasanya kalau yang kami temukan karena kekosongan di dalam. Tidak dipenuhinya bahasa kasih dari orangtua ke anak. Dia mau bisa diterima masyarakat, mau terlihat gagah," kata Yulianti di Mapolresta Depok pada Selasa (13/6/2017). 

"Dia mau memperlihatkan diri karena memang tidak ada yang memperhatikannya. Jadi dia mencari perhatian," kata Yulianti.

Menurut Yulianti, para remaja yang menjadi anggota geng motor ini mengakui dan menyadari tindakan kekerasan yang mereka lakukan itu salah.

Hal itu dinilainya mengindikasikan bahwa nalar dan logika para remaja tersebut masih baik. Namun, keinginan untuk mendapatkan pengakuan membuat nalar dan logika tersebut kalah oleh emosi.

"Tetap dia lakukan karena ada suatu perasaan kekurangan dan harus dia penuhi untuk mengisi kekosongan jiwanya," ucap Yulianti.

K diketahui merupakan remaja anggota geng motor yang juga berperan sebagai pembuat senjata tajam.

Kepada Yulianti, ia mengaku menyesal atas apa yang diperbuatnya. Yulianti menilai, remaja adalah kaum yang sangat rentan dipengaruhi hal negatif.

(Baca juga: Geng Motor Kerap Tawuran pada Malam Minggu)

Ia berpendapat, hanya lingkungan terdekatnya yang dapat mencegah pengaruh negatif itu. Karena itu, Yulianti menilai, keluarga dan orang-orang terdekat dari para anggota geng motor yang harus memberikan perhatian saat para remaja itu selesai menjalani hukuman dan kembali ke kehidupannya.

"Harapan kami ketika dia pulang, lingkungan mendukung. Bukan men-judge mereka sebagai residivis atau semakin dijauhi," ucap Yulianti.

Kompas TV Tim Buser Satreskim Polresta Depok Tangkap Pelaku Begal
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Rayakan 'May Day', Puluhan Ribu Buruh Bakal Aksi di Patung Kuda lalu ke Senayan

Rayakan "May Day", Puluhan Ribu Buruh Bakal Aksi di Patung Kuda lalu ke Senayan

Megapolitan
Pakar Ungkap 'Suicide Rate' Anggota Polri Lebih Tinggi dari Warga Sipil

Pakar Ungkap "Suicide Rate" Anggota Polri Lebih Tinggi dari Warga Sipil

Megapolitan
Kapolda Metro Larang Anggotanya Bawa Senjata Api Saat Amankan Aksi 'May Day'

Kapolda Metro Larang Anggotanya Bawa Senjata Api Saat Amankan Aksi "May Day"

Megapolitan
3.454 Personel Gabungan Amankan Aksi “May Day” di Jakarta Hari Ini

3.454 Personel Gabungan Amankan Aksi “May Day” di Jakarta Hari Ini

Megapolitan
Ada Aksi “May Day”, Polisi Imbau Masyarakat Hindari Sekitar GBK dan Patung Kuda

Ada Aksi “May Day”, Polisi Imbau Masyarakat Hindari Sekitar GBK dan Patung Kuda

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 1 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 1 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati” di Cipayung Depok | Polisi Temukan Tisu “Magic” di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

[POPULER JABODETABEK] Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati” di Cipayung Depok | Polisi Temukan Tisu “Magic” di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

Megapolitan
Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Megapolitan
Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDI-P

Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDI-P

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com