Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sambil Menangis, Warga Bogor Ini Minta Djarot Bantu Pengobatan Ibunya

Kompas.com - 11/07/2017, 10:50 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang wanita nekat masuk ke ruang tamu Balai Kota DKI Jakarta untuk mengejar Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat yang baru tiba di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Selasa (11/7/2017).

Djarot yang tadinya sudah bersiap untuk melayani sesi wawancara bersama wartawan pun langsung mendekati wanita tersebut.

Wanita yang tidak ingin disebut namanya itu langsung menangis di hadapan Djarot sambil menunjukkan berkas.

Ternyata, ibunya dirawat di RS Pelni tetapi BPJS Kesehatan tidak bisa menanggung biayanya. "BPJS ibu baru tanggan 4 dibuatnya, bulan Juli. Aku minta tolong," ujar wanita tersebut.

(Baca juga: Pakai BPJS, Wali Kota Bekasi Cerita Warganya Ditolak 7 Rumah Sakit)

Awalnya, Djarot tidak mengerti kenapa biaya pengobatannya tersebut tidak ditanggung BPJS. Seorang PNS yang sudah lebih dulu mengurus wanita tersebut mengatakan, hal itu karena BPJS-nya baru dibuat.

BPJS baru bisa aktif setelah 14 hari dari waktu pembuatan. "Cuma ini kan darurat, ibu saya harus dioperasi," ujar wanita itu.

Tidak hanya itu, ternyata wanita tersebut merupakan warga Bogor. Kemudian, seorang PNS DKI menyampaikan kepada Djarot bahwa mereka sulit membantu karena tidak menyangkut warga DKI Jakarta. "Masa orang Bogor mintanya di sini Pak," ujar PNS tersebut.

"Iya saya mengerti, tetapi saat ini kan ibu saya dirawat dan itu adalah nyawa ibu saya," kata wanita itu.

Akhirnya, Djarot menuliskan instruksinya dalam kertas aduan yang dibawa perempuan itu. Djarot meminta stafnya untuk berkomunikasi dengan pihak BPJS agar memperhatikan masalah itu sehingga pengobatan bisa dilakukan.

(Baca juga: Djarot: Yang Baik di Jakarta Bisa Diaplikasikan di Daerah Lain)

Djarot berharap, warga juga bisa memahami prosedur BPJS. "Kalau dia warga Jakarta, kita lebih mudah," ujar Djarot.

"Tapi prinsipnya bagaimana kita bisa selamatkan dulu, kalau benar-benar darurat bisa dilakukan tindakan ya harus dirawat. Pembiayaan kan bisa diatur kemudian," kata Djarot.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com