DEPOK, KOMPAS.com - Para orangtua murid mendatangi Kantor Dinas Pendidikan Kota Depok, Selasa (11/7/2017). Mereka datang untuk memprotes proses penerimaan peserta didik baru (PPDB) yang dianggap merugikan anak mereka.
Evi (38), warga Pekapuran, Tapos, Depok ini ke Disdik Depok mengeluhkan tidak lolosnya anaknya masuk ke SMP 11 dan SMP 15 Depok. Evi mendaftarkan anaknya di dua sekolah negeri.
"Tapi dua-duanya terbuang," kata Evi.
Menurut Evi, nilai anaknya saat lulus SD mencapai 25, atau di atas rata-rata delapan. Ia justru mempertanyakan banyaknya murid lainnya yang nilainya di bawah nilai anaknya.
Sementara itu, Ahmad Junaedi (35) mengeluhkan nilai batas minimum di SMP 6 yang berbeda dengan yang ada di sistem online. Menurut Ahmad, nilai batas minimum yang ada di sekolah membuat anaknya tidak bisa masuk SMP 6.
Namun, jika melihat yang ada di sistem, Ahmad berujar seharusnya anaknya bisa masuk di sekolah tersebut.
"Saya datang ke sini mau nanya nilai yang benar yang mana. Yang di sekolah apa yang terdata di sistem," ujar warga Beji ini.
Para orangtua yang datang mengeluhkan proses PPDB ke Disdik Depok diterima oleh para petugas yang ada di bagian Pendidikan Dasar (Pendas).
Dari penjelasan yang diterima Ahmad, diketahui bahwa nilai batas minimum yang berlaku di SMP 6 adalah yang terdata di sistem online.
"Akhirnya katanya yang benar yang di sistem. Ada salah ketik," kata Ahmad.
Beda lagi dengan keluhan Taufik (38). Ia mendaftarkan anaknya ke SMP 1 melalui jalur siswa luar kota. Sebab, sebelumnya anaknya itu bersekolah di SD yang ada di Gombong, Jawa Tengah.
Baca: Orangtua Siswa Protes Nem Anaknya Berubah Saat Daftar PPDB "Online"
Di SMP 1 Depok, jatah yang disediakan untuk siswa luar kota ada lima persen. Menurut Taufik, nilai anaknya mencapai 28,25. Namun, saat pengumuman, anaknya justru tidak masuk hitungan.
Padahal, ujar Taufik, ada murid lain di jalur yang sama yang nilainya di bawah nilai anaknya.
"Mengapa yang 26 diterima dan 28 terpental," ujar Taufik.
Setelah menyampaikan keluhannya di Disdik Depok, Taufik mendapatkan kepastian anaknya diterima di SMP 1 Depok. Karena nilainya berada di urutan kedua untuk jalur siswa luar kota.