Salin Artikel

Demi Pembinaan, Anak-anak Pelaku "Bullying" Dikirim ke Panti Sosial

Mereka adalah AS ( siswa SMPN 273), HR (SMP Muhammadiyah 6), RA (SD Muhamadiyah 56), RZ (SDN Kebon Melati 03), RN (SDN Kebon Melati 02), SA (SDN Kebon Kacang 01), AA (SDN Kebon Kacang 03), SN (SDN Kebon Kacang 01), dan F (SDN Kebon Kacang 01). Kesembilan bocah itu merupakan pelaku perundungan (bullying) terhadap teman mereka sendiri yang berinisial SW di Thamrin City, Jakarta Pusat, pada Jumat (14/7/2017) lalu.

Video tentang aksi bullying itu viral di media sosial, menjadi perbincangan para netizen, menarik perhatian aparat pemerintah, dan akhirnya mengantarkan sembilan anak itu ke Panti Sosial Mardi Putera (PSMP) Handayani untuk dibina selama tiga bulan.

Adi Susanto, pengacara para pelaku, menyebut bahwa dalam pemeriksaan, kesembilan anak itu mengakui dan menyesali perbuatan mereka.

Pelaku dengan korban sebenarnya teman satu geng.

"Jadi ada dua geng, gengnya korban itu BOS (Brother of Santay) sama yang anak SD itu gengnya namanya Cewe-cewe Kebon Pala Punya Cerita (CCKPPC)," kata Adi di Mapolsektro Tanah Abang, Selasa malam.

Kesembilan pelaku dan korban merupakan teman sepermainan di Kebon Melati, Kebon Kacang, dan Kebon Pala di wilayah Tanah Abang, Jakarta Pusat. Geng itu mayoritas diisi  perempuan, namun ada dua anak laki-laki, salah satunya belum dikhitan dan mengaku hanya ikut-ikutan setelah diajak untuk menganiaya SW.

Perseteruan itu bermula dari saling ejek di media sosial. Antara pelaku dengan korban kerap menggunakan kata-kata kasar.

Kekerasan yang dialami SW berawal saat salah satu pelaku berinisial F menanyakan kenapa SW tak pernah main lagi ke Boncang (Kebon Kacang). SW disebut mengajak F duel. Duel hampir terjadi pada Selasa tetapi batal.

Pada Kamis, F dan teman-temannya sudah siap tetapi SW berhalangan hadir. Keesokan harinya selepas shalat Jumat, mereka bertemu di Thamrin City dan terjadilah kekerasan yang divideokan itu dan videonya beredar luas.

SW bersama orangtuanya kemudian membuat laporan ke Polsek Metro Tanah Abang terkait kekerasan yang diterimanya. Video itu disebarkan oleh salah satu anak yang ikut dalam penganiayaan.

Polisi pun serius menangani dengan melakukan olah tempat kejadian perkara dan pemeriksaan terhadap korban serta pelaku. Masyarakat, serta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy yang kemarin meninjau SMPN 273 tempat salah satu pelaku bersekolah, menaruh perhatian besar pada masalah itu.

Lihat juga: Mendikbud Tak Masalahkan Pencabutan KJP Sembilan Pelaku Bullying

"Kesepakatan dari Kementerian Sosial itu diversi, artinya anak-anak ini untuk langkah penyidikan tetap... dibawa ke panti sosial," kata Kapolsek Metro Tanah Abang AKBP Suwarno.

Suwarno menjelaskan sesuai Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak, polisi melibatkan pekerja sosial profesional dari Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) dan petugas Balai Pemasyarakat (Bapas) untuk menentukan hukuman melalui diversi atau penyelesaian di luar pengadilan.

Pihak korban dan pelaku sudah menyetujui hukuman berupa rehabilitasi selama kurang lebih tiga bulan di PSMP Handayani.

Kepala PSMP Handayani Neneng Heryani mengatakan, di sana mereka akan mendapat perlindungan dan pendidikan selayaknya sekolah pada umumnya.

"Akan di-assesment awal untuk melihat sejauh mana apa ada trauma dan sebagainya akan kami upayakan terapi, di samping itu ada pemeriksaan fisik, medis dan kami berikan safe house untuk berikan perlindungan kepada mereka karena anak," ujar Neneng di Mapolsektro Tanah Abang, Selasa malam.

Setelah tiga bulan menjalani bimbingan di PSMP Handayani, pihak Kementerian Sosial akan membahas kasus untuk menentukan apakah kesembilan pelaku layak dikembalikan ke masyarakat. Meski saat ini kesembilan pelaku sudah keluar dari sekolah dan Kartu Jakarta Pintar (KJP)-nya dicabut, pihak Kementerian Sosial tetap akan memperjuangkan mereka agar bisa sekolah lagi di tempat lain.

"Kami akan coba advokasikan semaksimal mungkin untuk anak," kata Neneng.

https://megapolitan.kompas.com/read/2017/07/19/09030311/demi-pembinaan-anak-anak-pelaku-bullying-dikirim-ke-panti-sosial

Terkini Lainnya

Pemprov DKI Jakarta Pertimbangkan Usul DPRD DKI soal Sekolah Gratis Negeri dan Swasta

Pemprov DKI Jakarta Pertimbangkan Usul DPRD DKI soal Sekolah Gratis Negeri dan Swasta

Megapolitan
Komisi E DPRD DKI Desak Pemprov Wujudkan Sekolah Gratis Negeri dan Swasta, dari TK sampai SMA

Komisi E DPRD DKI Desak Pemprov Wujudkan Sekolah Gratis Negeri dan Swasta, dari TK sampai SMA

Megapolitan
Inikah Akhir Perjalanan Rosmini, Ibu Pengemis yang Marah-marah?

Inikah Akhir Perjalanan Rosmini, Ibu Pengemis yang Marah-marah?

Megapolitan
DJ East Blake Serahkan Diri ke Polisi Usai Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

DJ East Blake Serahkan Diri ke Polisi Usai Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

Megapolitan
Maju Mundurnya Ridwan Kamil untuk Pilkada DKI Jakarta...

Maju Mundurnya Ridwan Kamil untuk Pilkada DKI Jakarta...

Megapolitan
Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak: Pelaku Rekan Kerja, Motif Ekonomi Jadi Alasan

Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak: Pelaku Rekan Kerja, Motif Ekonomi Jadi Alasan

Megapolitan
DJ East Blake Ambil Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih Diam-diam karena Sakit Hati Diputuskan

DJ East Blake Ambil Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih Diam-diam karena Sakit Hati Diputuskan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam Ini Berawan

Megapolitan
Saat Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Jarinya hingga Putus oleh Juru Parkir Liar…

Saat Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Jarinya hingga Putus oleh Juru Parkir Liar…

Megapolitan
Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Gerebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Wilayah Sentul Bogor

Polisi Gerebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Wilayah Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke