Tim Penyelamat dari Sudin Damkar dan Penanggulangan Bencana (PB) Jakarta Utara dan PLN telah menurunkan Agustinus yang sudah berada di SUTT tersebut sejak 14 Agustus 2017.
"Alhamdulillah sudah berhasil kami evakuasi pukul 14.15 WIB kondisi Agustinus sadar tapi agak lemas," kata Kasudin Damkar dan PB Jakarta Utara Satriadi Gunawan di lokasi evakuasi, Selasa (22/8/2017).
Lemahnya kondisi Agustinus juga menjadi alasan mengapa dirinya mau turun dari SUTT setinggi 60 meter tersebut.
Belum diketahui apa penyebab Agustinus mengalami kondisi seperti itu karena sampai saat ini dia masih menjalani proses pemeriksaan medis terkait kesehatan fisik dan jiwanya.
Agustinus yang turun dibantu oleh lima orang petugas damkar langsung mendapatkan bantuan berupa oksigen tambahan dari petugas medis sebelum akhirnya dimasukkan ke dalam ambulans menuju rumah sakit.
"Rencananya Agustinus akan dibawa ke RSUD Koja untuk diperiksa kondisi kesehatannya," imbuh Satriadi.
Baca: Agustinus Bakal Diperiksa Kondisi Fisik dan Kejiwaannya
Dua kali evakuasi Petugas dari Sudin Damkar dan PB Jakut bersama dengan kepolisian serta PLN bukannya tidak pernah melakukan upaya evakuasi.
Namun, setelah 4,5 jam atau sejak pukul 14.30 WIB, tujuh orang petugas damkar gagal menurunkan Agustinus.
"Saya putuskan jam 7 malam untuk hentikan operasi penyelematan karena juga anggota sudah berusaha semaksimal mungkin," ujar Kepala Seksi Operasi Sudin Damkar dan PB Jakut Abdul Wahid kala itu.
Ketika itu Agustinus menolak turun dengan alasan yang tidak jelas. Bahkan, salah seorang anggota damkar yang menemuinya di puncak SUTT diancam ditusuk pisau jika nekat menurunkannya.
Atas pertimbangan tidak ingin hal buruk terjadi pada kedua belah pihak maka evakuasi pada Jumat tersebut dibatalkan.
Baca: Delapan Hari Nangkring di SUTT, Agustinus Pecahkan Rekornya Sendiri
Kronologi naiknya Agustinus ke atas SUTT Plumpang Agustinus, pria kelahiran Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) pertama kali menaiki SUTT Plumpang pada Senin (14/7/2017) pukul 06.00 pagi.
Tidak ada warga yang menyaksikan kejadian tersebut sehingga Agustinus dengan bebas bisa menaiki SUTT tersebut.
Dalam prosesnya, Agustinus juga memasang spanduk-spanduk yang berisikan tulisan atau pesannya kepada beberapa pihak seperti kepolisian, TNI, dan bahkan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Sejak saat itu Agustinus betah "nangkring" di puncak SUTT. Panas terik dan kencangnya angin seolah tidak menjadi masalah bagi Agustinus yang memang kerap beraksi menaiki tempat-tempat tinggi seperti baliho atau reklame.
Memecahkan rekornya sendiri sembilan hari berada di tempat tinggi menjadi rekor terbaru bagi Agustinus. Pasalnya, sejak melakukan aksi serupa pada 2013 silam, Agustinus tidak pernah "betah" selama seminggu.
Pada 31 Januari 2013, pria kelahiran 1968 yang memiliki nama lengkap Fransiscus Agustinus Worowulli itu menaiki menara SUTT di Kawasan Senayan.
Agustinus bertahan selama empat hari di SUTT tersebut. Sebelumnya, dia juga menaiki menara SUTT di bilangan Senen, Jakarta Pusat. Pria kelahiran Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) tersebut berada di SUTT Senen selama tiga hari.
Selain menaiki SUTT, Agustinus juga hobi memanjat reklame dan baliho yang ada di beberapa tempat. Tercatat dia pernah memanjat reklame dan baliho di Setiabudi, Gatot Subroto, Lebak Bulus, dan Kebon Jeruk.
Dalam menjalankan aksinya tersebut, Agustinus kerap menggunakan alasan yang berbeda-beda. Mulai dari soal ganti rugi PLN atas pembangunan di tanah kelahirannya sampai menuntut keadilan atas meninggalnya salah satu anggota keluarga dia.
https://megapolitan.kompas.com/read/2017/08/23/10214701/hari-terakhir-agustinus-berada-di-atas-menara-sutt-plumpang